Pelangi Aksara

Kamis, 31 Desember 2020

Menulis dan menerbitkan buku

 

Menulis adalah ketrampilan yang mengasah kerja otak dan menstimulus otak agar terus berpikir kreatif. Setiap orang memiliki ketrampilan, dengan kata lain menulis dapat dilatih. Pada umumnya setiap hari kita hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup diri kita sendiri dan keluarga, jangankan kepada bangsa kepada tetangga terdekatpun kita tidak bisa memberikan kontribusi apapun. Agar anda dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan orang banyak menulislah. Menulislah sekarang juga, menulis apa yang bisa kita tulis, tanpa memilkirkan dampak yang akan diperoleh dari kegiatan menulis. Menulis dan sebarkan sebanyak mungkin kepada orang lain lewat blog pribadi, media sosial atau media online.(Dodi Mawardi, 2009).

Tulislah apa saja yang bisa anda tulis, dan jangan ragu pada tulisan kita. Karena tulisan yang kita anggap biasa, bisa saja dianggap luar biasa bagi orang lain. Tidak perlu memikirkan bahwa menulis itu harus begini, harus begitu, mulai saja dulu. Karena pada dasarnya menulis itu dapat dilatih lewat kebiasaan yang terus menerus dilakukan secara konsisten. Untuk mengasah kemampuan menulis targetkan untuk selalu menulis setiap hari selepas melakukan aktivitas sehari hari.

Hal yang sangat mudah untuk memulai menulis adalah dengan membuat blog pribadi dan memposting tulisan anda di blog sehingga anda memiliki kepercayaan diri untuk menulis. Dengan menulis diblog setiap hari keterampilan menulis anda diasah karena akan banyak orang yang membaca dan memberi komentar pada tulisan di blog.

Seperti yang dilakukan oleh Bapak R.Brian Prasetya,S.Pd. yang lahir di Jakarta, 30 Juni 1992 berprofesi sebagai guru SD di Jakarta sekaligus seorang penulis. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future".

Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak seperti Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer, dan Majalah Hidup. Buku buku yang sudah diterbitkan antara lain, Blog Untuk Guru Era 4.0 (Januari 2020),  Aksi Literasi Guru Masa Kini (Mei 2020), Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari (Juni 2020). Sudah ngeblog sejak 2009 namun keinginan membuat buku baru muncul pada akhir 2013. Karena tidak memiliki mentor yang membimbing sehingga tidak mengetahui harus masuk ke komunitas mana. Beliau hanya mengetahui satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com.   Di nulisbuku.com  memang gratis tetapi tidak termasuk cover dan fasilitas desain . Jika penulis ingin keduanya harus membayar. Biaya mungkin hampir sejuta, ketika itu masih kuliah, tidak mungkin mengeluarkan biaya sebanyak itu.

Karena tidak mengetahui tempat lain untuk menerbitkan buku secara self publishing. Semangatnya naik turun dan akhirnya vakum. File naskah tersimpan saja di laptop bertahun tahun. Penulis seperti teringat akan kisah penulis hebat Indonesia Andrea Hirata yang membiarkan naskah Laskar Pelangi ada di laptop dalam waktu yang lama. Jika Andrea Hirata tidak memiliki keinginan dan semangat untuk menerbitkan maka Laskar Pelangi tidak akan pernah ada dalam sejarah.

Namun akhirnya pada 2019 Pak Brian Prasetya mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Matanya seolah terbuka lebar bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan dengan adanya penerbit indie. Semangat menyelesaikan naskah  hingga akhirnya pada Oktober 2020  mengirim naskah buku pertamanya ke salah satu penerbit Indie. Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya pada akhir Januari 2020, buku pertamanya terbit

Setelah buku pertama terbit, barulah bertemu dengan grup pelatihan belajar menulis. Ketika itu memasuki gelombang 4, senang sekali berada satu grup dengan guru-guru yang juga suka menulis. Semangat menjadi berkali-kali lipat hingga menerbitkan buku solo pada Mei dan Juni 2020. Dalam pelatihan belajar menulis yang digagas oleh Bapak Wijaya Kusuma, M.Pd. (biasa disapa Om Jay) tidak menentukan penerbit tempat menerbitkan buku. Dalam kelas menulis Om Jay sudah ada Cak Inin dari Kamila Press, Pak Thamrin Dahlan dari YPTD, Oase Pustaka: Bu Kanjeng, Gemala Brian Prasetya.

.Maka yang sebaiknnya anda lakukan adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok dengan anda. Format naskah buku tidak ditentukan dari pelatihan belajar menulis, tapi menyesuaikan penerbit yang dipilih. Karena bisa saja antara penerbit memiliki  format setingan yang berbeda. Nah sekarang saya ingin membahas bagaimana menerbitkan buku jika lewat penerbit Gemala. Pertama, tulisan digabung dalam satu file microsoft word,  setingan file microsoft word ini perlu disesuaikan dengan format penerbit. Adapun  format penerbit Gemala: adalah ukuran kertas A5 (14x20cm), huruf times new roman, ukuran 12, spasi 1,5, margin 2 cm semua, paragraf rata kiri-kanan (justify). Kemudian masukkan juga kelengkapan naskah dalam file naskah tulisan yaitu: cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata pengantar, daftar isi (tanpa nomor halaman), Isi naskah, profil penulis, sinopsis (3 paragraf. masing-masing paragraf 3 kalimat). Jadikan semuanya dalam satu file tidak dipisah-pisah menjadi beberapa file. Jika sudah siap, silakan kirim ke penerbit Gemala. Untuk menerbitkan di penerbit biayanya 300.000. Penulis mendapat fasilitas penerbitan mulai dari desain cover, ISBN, layout, edit ringan, 2 buku bukti terbit dan e. sertifikat.

Menulis dan menerbitkan buku saat ini menjadi sesuatu yang mudah bukan, yang penting anda mau menulis. Motivasi dan kepercayaan diri adalah kata kuncinya. Jika motivasi dari diri sendiri, ada kemungkinan akan naik-turun. Maka sebaiknya ikutan komunitas, seperti pelatihan belajar menulis. Banyak sekali yang menawarkan pelatihan menulis secara online saat ini, semuanya terserah anda untuk memilihnya. . Untuk percaya diri, anda perlu banyak membandingkan buku-buku dari berbagai penerbit indie. Ternyata isi tulisannya tidak harus yang berat-berat. Tulisan tentang keseharian saja bisa diterbitkan. Meski anda perlu melakukan swasunting atau mengedit sendiri  tapi tidak usah membayangkan mengedit dengan ketentuan tingkat tinggi. Edit saja hal-hal kecil seperti typo (salah ketik) dan merapikan susunan paragraph. Ilmu mengedit bisa dimulai dari dua hal sederhana yaitu paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat. Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan. Sebaiknya sebelum mengirim naskah tulisan ke penerbit, bacalah kembali siapa tahu ada kesalahan pengetikan (typo).

Kumpulan tulisan di blog bisa dibukukan sesuai dengan konsep yang diterapkan Om Jay. Pada dasarnya banyak penulis buku pada awalnya tidak memiliki hobi menulis. Namun karena tuntutan profesi, pekerjaan atau perkembangan yang menuntut untuk menulis sehingga akhirnya bisa menulis. Menulis sebenarnya bisa dipelajari secara otodidak, lewat internet atau buku. Apalagi sekarang ini untuk menerbitkan buku semakin mudah, tulisan apapun bisa diterbitkan. Ditambah lagi jika anda sudah terbiasa menulis di blog atau sudah bergabung dengan grup atau komunitas menulis online . Jalan yang harus dilewati untuk menerbitkan buku semakin jelas dan terbuka. Maka mari tuntaskan sampai buku terbit. Jangan berhenti di satu buku. Mudah-mudahan berlanjut menerbitkan buku kedua, ketiga, dan seterusnya

Sabtu, 26 Desember 2020

Rahasia sukses menulis di koran atau tabloid

 


         Ketika mengirim artikel pada sebuah media massa kadang kadang kita sering dibuat “berjuta rasanya” jika tidak dimuat. Rasa kecewa atas penolakan terhadap hasil tulisan  membuat marah dan frustasi. Tetapi tenang, bukan hanya anda seorang yang mengalami hal tersebut, puluhan bahkan ratusan penulis mengalami hal yang sama karena tulisannya ditolak oleh redaksi. Memang di mata penulis, redaksi menjadi momok yang menakutkan karena setiap mengirim tulisan ke sebuah redaksi ternyata tulisan orang lain yang dimuat, tidak ada satupun tulisan kita yang terbit. Tidak perlu kecewa dan marah yang berlebihan karena ada beberapa hal yang harus kita ketahui agar tulisan kita lolos ke redaksi dan terbit di media massa koran atau tabloid. Menurut Encon Rahman ada beberapa hal yang harus kita ketahui agar tulisan kita terbit di media massa koran atau tabloid yaitu:

1.    Mulailah menulis dengan hal hal yang sederhana

            Untuk tahap awal menulislah hal hal yang  sederhana seperti humor, kartun atau apa saja yang sangat kita sukai.  Karena  rata rata penulis pemula memiliki pola pikir bahwa untuk menulis koran dan majalah sangat mudah namun  tidak memiliki pengetahuan bagaimana menulis yang bagus.. Setelah menulis hal hal yang kecil atau sederhana buatlah tulisan lain yang bisa dikembangkan seperti puisi atau cerpen. Mulailah menulis di tabloid skala local dulu atau majalah pendidikan meski levelnya rendah tetapi dimuat. Ketika kita sudah sering menulis di lingkup local baru beralih ke media nasonal. Karena saat tulisan kita dimuat di Koran atau tabloid akan memberikan semangat dan kenikmatan tersendiri.

2.    Bergabung dengan komunitas

      Untuk bisa menulis dengan baik bergabunglah dengan komunitas karena akan bertemu dengan orang orang yang memiliki hobi yang sama untuk saling memberi semangat, kritik dan saran bagi tulisan kita. Manfaat pertama yang akan kita dapatkan ketika bergabung dengan komunitas adalah networking, mendapat kenalan dan teman baru, terkadang juga bisa menemukan orang orang yang berbeda. Berbeda profesi atau pekerjaan dari sini mungkin  kita akan menemukan relasi. Dengan bergabung di komunitas kita bisa mengembangkan diri, lebih percaya diri. Karena di komunitas kita tidak berjalan sendiri melainkan ada orang lain yang membantu kita dalam segala kesulitan. Memperoleh ilmu dan mendapatkan ide ide baru yang lebih fresh dan melatih jiwa kepemimpinan.

3.    Tahan banting/ tidak gampang menyerah

      Jangan pernah mengeluh dan menyerah jika tulisan sering ditolak, jika ingin menjadi penulis hebat harus tahan banting. Penulis hebat seperti Tere Liye jatuh bangun karena tulisannya ditolak penerbit, tetapi tidak pernah menyerah untuk terus menulis.Tahan banting jangan sampai ketika tulisan kita tidak dimuat jangan sampai patah arang. Evaluasi diri mungkin karena judulnya tidak sesuai dengan yang dinginkan redaksi, tema yang kita usung tidak mewakili sebagian pembaca atau idenya didahului orang lain sehingga tulsan kita kalah bersaing.

Agar tak patah semangat dalam menulis hendaknya setiap penulis memiliki tujuan awal yang akan memberikan dorongan untuk menulis. Jika tujuan menulis telah ditetapkan dan dapat memberikan semangat untuk terus menghasilkan sebuah tulisan maka teruslah menulis dengan penuh semangat. 

Selanjutnya tetapkan target dalam menulis setiap hari berapa lama, kapan  waktu yang disiapkan untuk fokus menulis. Sehingga pekerjaan menulis bisa dilakukan dengan komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Agar tidak mengganggu aktivitas dan kesibukan yang lain.

      Banyak orang yang awalnya tidak pernah berpikir untuk menulis namun karena sesuatu alasan  memaksanya harus bisa menulis. Karena tugas atau tuntutan pekerjaan, pengembangan karir atau pengembangan diri. Beberapa diantaranya dapat melewati tahap ini dengan baik tetapi sebagian lagi harus berusaha keras untuk menyelesaikannya dengan berbagai kendala. Tetapi sebagian lagi malah dapat melewatinya sehingga menjadi penulis professional.

      Selanjutnya fokus pada personal branding atau ciri khas sebagai penulis, apakah penulis artikel, penulis cerpen sehingga tidak semua segala tulisan bisa dicoba agar kita tetap fokus pada ciri khas kita. Personal branding adalah representasi atau citra diri anda dalam level individual. Personal branding sangat penting karena menyangkut hal hal lain yang orang lihat dan nilai tentang anda. Jika personal branding anda negative, tentu akan membuat orang lain berpikir dua kali untuk menjalin hubungan dengan anda. Ingin orang lain melihat diri anda seperti apa, atau penulis apa. Fokuslah pada personal branding anda jangan pernah membandingkan diri sendiri anda dengan orang lain, terutama orang yang sudah berpengalaman dari anda. Anggap saja mereka panutan untuk memotivasi diri anda dalam memperkuat personal branding anda. Dalam menulis setiap orang punya talenta karena secara umum ada yang berbakat pada penulisan fiksi ada juga yang berbakat pada penulisan non fiksi. Tulislah apa yang kita inginkan atau sesuai bakat dan hobi kita dan kita kuasai

Membaca buku atau karya orang lain karena akan memiliki gagasan dan ide yang menarik untuk menjadi tulisan kita. Rendahnya tingkat menulis orang Indonesia karena rendahnya minat baca dan untuk meningkatkan dua kompetensi ini harus seimbang.

4.    Mengamati gaya selingkung Koran atau tabloid

Agar tulisan kita dimuat sering seringlah membaca koran atau tabloid tujuan tulisan yang kita kirim. Untuk menulis di suatu koran atau tabloid kita harus mengamati tulisan di koran atau tabloid yang akan kita tuju sasarannya siapa saja, umur berapa    pekerjaannya apa..Ikuti gaya selingkung koran atau tabloid yang dituju arahnya kemana mulai dari gaya bahasa, paragrafnya dan hal hal biasa yang ditulis dalam koran atau tabloid tersebut.

Gaya selingkung merupakan padanan kata house style yaitu berupa gaya penulisan penerbitan yang diterapkan dalam suatu lingkungan yang khas, apakah itu negara atau lembaga dan komunitas tertentu atau penerbit. Dalam aktvitas menulis pentingnya gaya selingkung ini adalah dalam hal aturan ejaan , tata bahasa, tanda baca, penggunaan huruf kapital dan huruf miring, penomoran, singkatan, akronim dan peristilahan. Hal ini yang sering dilupakan oleh penulis karena ketika tulisan kita tidak mengikuti gaya selingkung penulisan koran atau tabloid tersebut maka artikel kita tidak akan pernah dimuat

Buku adalah Mahkota Penulis

 

            Buku adalah mahkota seorang penulis merupakan sebuah ungkapan  yang sangat memotivasi disampaikan oleh bapak Thamrin Dahlan, SKM, M.Si. Karena secerdas  dan sepintar apapun seseorang apabila belum menulis apalagi menerbitkan buku, maka ilmunya akan sia sia. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi adalah sebuah kalimat yang juga sering dikatakan oleh Bapak Wijaya Kusuma seorang motivator, blogger yang memberi inspirasi dan ruang berkreasi bagi guru seluruh Indonesia.  Dengan menulis akan meninggalkan jejak sejarah meski  sudah tiada dan menjadi sesuatu yang sangat berkesan untuk dikenang kembali.

            Masalah yang sering dijumpai oleh penulis pemula adalah dari mana akan mulai menulis, apa yang akan kita tulis, menjadi suatu pertanyaan yang sering muncul dibenak. Kebingungan yang lumrah terjadi pada tahap awal. Tetapi jika dilatih untuk terus menulis setiap hari akan terbiasa dan menulis akan menjadi suatu kebiasaan yang mudah untuk dilakukan. Menulis adalah pekerjaan yang telah dilakukan sejak kita diperkenalkan huruf pada saat berumur lima tahun di taman kanak kanak atau oleh orang tua di rumah. Satu persatu huruf menjadi akrab dalam ingatan yang dilanjutkan dengan belajar menulis huruf. Menjadi aneh rasanya jika setelah menjadi guru atau memilik profesi apapun menulis menjadi pekerjaan yang sulit. Padahal pekerjaan tersebut telah kita lakoni sejak kecil.

            Umumnya orang beranggapan bahwa menulis buku memerlukan bakat istimewa atau karena pintar dan jenius. Padahal sejatinya menulis buku bukan karena bakat atau kecerdasan tetapi karena ada niat dan kemauan. Menulis merupakan ketrampilan yang bisa dicapai dengan kebiasaan yang dilatih secara terus menerus. Dengan kata lain menulis dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Setiap orang bisa menulis, mulai dari menulis diari atau catatan harian, surat cinta, status di media sosial, menulis di WhatApp, menulis sms, menulis di Koran atau bahkan menulis buku.

            Menulis buku bukanlah sesuatu yang rumit atau sulit            karena semua orang pasti bisa menulis. Hal yang harus dilakukan adalah memperbanyak membaca agar memperluas wawasan. Semakin banyak membaca semakin mudah menuangkan ide atau gagasan kedalam sebuah tulisan. Perlu diingat bahwa untuk melakukan suatu pekerjaan misalnya menulis buku lakukanlah dengan adanya niat dan kemauan serta hati yang bahagia agar terasa lebih ringan dan tidak membosankan.

            Kendala yang sering dihadapi penulis pemula adalah bingung memulai dari mana. Seringkali penulis kesulitan untuk menulis kalimat yang tepat di tahap awal sebuah tulisan. Perlu perjuangan dan pengorbanan untuk memulai menulis. Mengawali sebuah tulisan pada tahap awal mungkin terasa agak sulit , tetapi bukan berarti kesulitan tersebut menjadi alasan untuk tidak menghasilkan sebuah tulisan. Cobalah menulis ide pokoknya dulu, jika tetap kesulitan buatlah beberapa kalimat yang menggambarkan ide yang ingin ditulis. Tulislah apapun yang ingin ditulis kemudian dibaca ulang dan pilihlah yang paling menarik dari apa yang telah kita tulis kemudian kembangkan dengan menulis berdasarkan referensi yang telah diperoleh.

            Selanjutnya yang sering menjadi kendala dalam tahap menulis pemula adalah mencemaskan aturan baku penulisan atau PUEBI. Jangan khawatirkan aturan baku tersebut, menulislah karena kecemasan itu hanya akan melunturkan semangat. Rasa cemas inilah yang membuat penulis takut dan kesulitan untuk mulai menulis. Untuk menghindari hal tersebut dengan cara mengabaikannya. Tulislah apa yang ingin ditulis dan setelah selesai bacalah  secara berulang ulang dan mulai untuk dikoreksi kembali.

            Alasan lain yang diungkap seseorang tidak dapat menulis buku adalah karena tidak mempunyai waktu atau kesibukan yang padat dan malas untuk memulai.  Padahal hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan manajemen waktu yang baik. Dengan membagi waktu sepulang dari rutinitas kerja luangkan waktu khusus untuk menulis, entah itu hanya satu atau dua jam pada malam hari.  Penulis sukses kadang bisa menyempatkan diri membuat sebuah tulisan lewat handphone saat berada dalam kereta api, atau mobil. Penulis penulis sukses adalah orang orang yang memiliki kesibukan yang luar biasa tetapi mereka masih bisa menulis dan menghasilkan karya atau buku. Jika orang lain bisa melakukan hal tersebut di tengah kesibukan yang sangat padat lalu mengapa kita tidak bisa. Semuanya bisa dilakukan dengan mengatur waktu sedemikian rupa agar bisa menghasilkan sebuah tulisan. Setelah menulis lalu bagaimana cara menerbitkannya menjadi sebuah karya atau sebuah buku. Jangan putus ada jangan menyerah, karena banyak cara yang bisa kita lakukan. Salah satu cara adalah menerbitkan buku melalui Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang turut berperan  serta mengorganisir gerakan meningkatkan kualitas  dan kuantitas literasi Indonesia dengan fokus menerbitkan buku. Dengan komitmen membantu para penulis dari berbagai profesi untuk memiliki buku berlisensi ISBN tanpa biaya, perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Bersama      kita bisa membantu pemerintah Republik Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui profesi masing masing, membaca kemudian menulis adalah kegiatan mulia. Diperlukan suatu gerakan bersama yang sistematis untuk mensukseskan program pemerintah dalam hal mencerdakan kehidupan bangsa. Menerbitkan buku muara dari menulis, kehadiran penulis abadi sepanjang masa ketika bukunya menjadi asset Negara yang tersimpan di Perpustakaan Nasional. Menulis dan menerbitkan buku bisa menambah teman, menambah wawasan serta memberikan kebahagiaan untuk kemaslahatan bersama. 

Minggu, 06 Desember 2020

Jurus menulis sukses ala Noralia Purwanita, M.Pd.

 

Berbagai cerita dan kisah menarik  terangkai dibalik wabah Covid 19 yang melanda hampir seluruh wilayah di dunia. Bagi sebagian orang wabah ini dianggap sebagai musibah sementara sebagian orang yang lain yang bisa mengambil hikmah dari kejadian ini, menganggap sebagai suatu kesempatan dan “berkah”. Salah seorang yang menganggap wabah ini sebagai berkah untuk menghasilkan karya terbaik adalah perempuan inspiratif bernama Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Alumni gelombang 8 kelas menulis online yang digagas oleh Om Jay. Buku dan berbagai artikel turut lahir di masa pandemic ini. Salah satu artikelnya dimuat di majalah pedidikan Geliat Gemilang Bandung. Untuk menghasilkan berbagai karya  tentunya tidak lepas hambatan dan kendala yang mengiringi selama proses pengerjaan karya tersebut. Apalagi di masa pandemic seperti saat ini para guru lebih disibukkan dengan berbagai kegiatan pembelajaran, karena untuk pembelajaran daring jauh lebih banyak persiapan daripada tatap muka. Untuk bisa menulis dengan baik dan menghasilkan karya berupa buku diperlukan beberapa strategi agar sukses diantaranya adalah:

1.      Membuat Skala Prioritas

            Skala prioritas adalah ukuran kebutuhan yang tersusun dalam daftar berdasarkan tingkat kebutuhan dimulai dari kebutuhan yang penting dari beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Agar bisa menulis dengan baik kita perlu memperhatikan skala prioritas. Cara ini dianggap  efektif untuk menyelesaikan berbagai macam masalah yang dihadapi dalam menulis. Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh guru selama pandemi ini memerlukan cadangan energy yang ekstra. Banyak kegiatan juga menjadi kendala utama. Oleh karena itu skala prioritas menjadi solusi terbaik agar semua pekerjaan bisa terselesaikan. Cara membuat skala prioritas yang patut kita coba adalah:

1.     Kumpulkan daftar semua tugas, terutama tugas yang harus diselesaikan dalam waktu sehari,                 jangan khawatir terkait jumlah tugas tersebut.

2.      Identifikasi tugas, dengan menyeleksi tugas tersebut berdasarkan kepentingan. Dahulukan                      terlebih         dahulu tugas yang penting dan mendesak serta nilai pula tugas mana yang                            sekiranya           akan membawa nilai tinggi.

3.     Kerjakan tugas dari urutan yang lebih mudah ke urutan yang lebih sulit, Sebab terkadang bila                  mendahulukan yang sulit akan banyak menyita waktu untuk tugas tugas yang lain.

4.     Fleksibel, dengan segala perubahan akan tugas atau kegiatan  didepan lantaran bisa saja secara                mendadak  membebani dengan tugas lain yang baru dan mendesak.

Dengan cara membuat skala prioritas di atas, semua pekerjaan dapat diselesaikan sesuai tenggat waktu yang dibutuhkan. Dengan begitu produktivitas dalam menulis akan bisa meningkat.

2.      Singkirkan rasa malas dan jenuh

            Malas dan jenuh ketika menulis menjadi masalah kedua.karena mengerjakan kegiatan yang sama berulang ulang. Jika penyakit itu menghinggapi beralihlah ke kegiatan lain sebagai refreshing, seperti menonton film, baca novel atau apapun kegiatan yang membuat kita nyaman. Jika baterei semangat sudah penuh langsung tancap gas untuk kembali berkarya. Jangan biarkan malas dan jenuh hinggap terlalu lama, cukup 1-2 hari untuk bersantai lalu kembali untuk menulis. Kunci keberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat dan konsistensi. Apabila semangat sudah tumbuh dan mendarah daging, maka ketika datang rasa jenuh dan malas, semangat itu yang akan mendorong untuk segera bangkit dan kembali untuk segera menulis.

3.      Krisis Ide

            Hal yang sangat umum dan dirasa sulit adalah ketika penulis mengalami krisis ide. Krisis ide menjadi kendala ketiga yang harus segera disingkirkan. Ketika bingung mau menulis apa atau menentukan topic apa yang ingin kita tulis bisa dilakukan dengan memilih topic atau tema yang sesuai dengan minat kita. Bahkan ketika membaca surat kabar ada satu pargraf yang menarik hati kita, segera kita tulis kemudian ditambahi gagasan atau ide, sanggahan atau menambah data lain yang diperoleh dari referensi yang berbeda. Setelah tulisan yang ingin disampaikan sudah berparagraf paragraf tidak ada salahnya keluar sebentar sambil refreshing untuk rilek. Setelah merasa rilek bisa melanjutkan dengan menambah kalimat penjelas dibelakang poin poin yang telah kita tulis. Untuk itu diperlukan jurus bahwa apa yang kita lihat, kita rasakan dan kita alami dapat kita jadikan ide untuk tulisan kita. Saat kita refreshing  apa yang kita alami dan kita rasakan saat itu bisa menjadi ide tulisan. Intinya apapun yang kita rasakan dan pikirkan dapat diubah menjadi sebuah tulisan. Barangkali lebih menjiwai dan siapa tahu dari hasil corat coretan tadi bisa menjadi novel. Bukankah di dunia ini banyak ketidakpastian? Termasuk kita tidak tahu kepastian nasib tulisan kita. Karena banyak novel best seller awalnya hanyalah hasil iseng iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya.

4.      Perbendaharaan Diksi

            Hal yang kerap melanda penulis salah satunya adalah perbendaharaan diksi. Dalam pemilihan diksi ungkapan yang ditulis harus dapat dipahami, dengan tetap memprhatikan kaidah makna, kalimat dan sosial. Terkadang kelemahan segelintir penulis adalah memilih diksi anti mainstream tingkat tinggi, namun tidak melakukan croschek arti kata sebernanya dalam PUEBI. Jadi cukup banyak yang terbelenggu dalam pemilihan diksi. Perbendaharaan diksi menjadi menjadi masalah tersendiri  dalam menulis. Jika sudah mentok dalam kosa kata biasa membaca artikel orang lain atau novel atau karya apapun karena dengan banyak membaca akan memperbanyak perbendaharaan diksi kita.

5.      Takut Salah

            Pada awal bergabung perasaan takut salah sering muncul. Tetapi Om Jay meyakinkan bahwa tulis saja apa yang kita pikirkan jangan permasalahkan EYD atau kaidah kebahasaan yang lain cukup tulis saja hingga selesai. Jika sudah membaca berulang ulang lalu lakukan editing sesuai kaidah. Jika sejak awal memilikirkan EYD maka tidak akan terwujud tulisan. Dengan mempraktekkan langsung akhirnya tulisan mengalir sendiri. Sebenarnya kalimat itu adalah untuk memotivasi orang orang yang ingin belajar menulis. Tujuannya adalah  melahirkan sebuah persepsi bahwa memang menulis itu mudah sekali. Tulis saja apa yang ada dan kita alami. Umumnya semua pemula dalam hal apapun takut melakukan kesalahan. Rasa takut itulah yang menjadi beban yang akhirnya justru membuat kita terjebak dalam kesalahan. Tidak takut salah dalam menulis akan membuat kita lebih cepat bisa dan berani mengungkapkan isi kepala dan hati. Sehingga memiliki keberanian dan kepercayaan diri terhadap hasil tulisan kita. Untuk bisa menulis dengan baik perbanyak membaca setelah itu tentukan tema yang akan ditulis dan mencari referensi baik dari buku sejenis atau jurnal ilmiah, lalu dan menulislah. Fokuslah pada tema yang ingin ditulis hingga selesai.Yang paling penting dari penulisan buku adalah dengan membuat outline agar tulisan kita tidak keluar dari tema.

 

Berkarya ketika waktu luang itu biasa namun berkarya di tengah kesibukan yang luar biasa itu istimewa.