Menulis
adalah ketrampilan yang mengasah kerja otak dan menstimulus otak agar terus
berpikir kreatif. Setiap orang memiliki ketrampilan, dengan kata lain menulis
dapat dilatih. Pada umumnya setiap hari kita hanya bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup diri kita sendiri dan keluarga, jangankan kepada bangsa kepada
tetangga terdekatpun kita tidak bisa memberikan kontribusi apapun. Agar anda
dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan orang banyak
menulislah. Menulislah sekarang juga, menulis apa yang bisa kita tulis, tanpa
memilkirkan dampak yang akan diperoleh dari kegiatan menulis. Menulis dan
sebarkan sebanyak mungkin kepada orang lain lewat blog pribadi, media sosial atau
media online.(Dodi Mawardi, 2009).
Tulislah
apa saja yang bisa anda tulis, dan jangan ragu pada tulisan kita. Karena
tulisan yang kita anggap biasa, bisa saja dianggap luar biasa bagi orang lain.
Tidak perlu memikirkan bahwa menulis itu harus begini, harus begitu, mulai saja
dulu. Karena pada dasarnya menulis itu dapat dilatih lewat kebiasaan yang terus
menerus dilakukan secara konsisten. Untuk mengasah kemampuan menulis targetkan
untuk selalu menulis setiap hari selepas melakukan aktivitas sehari hari.
Hal yang
sangat mudah untuk memulai menulis adalah dengan membuat blog pribadi dan
memposting tulisan anda di blog sehingga anda memiliki kepercayaan diri untuk
menulis. Dengan menulis diblog setiap hari keterampilan menulis anda diasah
karena akan banyak orang yang membaca dan memberi komentar pada tulisan di blog.
Seperti yang dilakukan oleh Bapak R.Brian
Prasetya,S.Pd. yang lahir di Jakarta, 30 Juni 1992 berprofesi sebagai
guru SD di Jakarta sekaligus seorang penulis. Memulai aktivitas menulis ketika
blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah
dimuat dalam buku berjudul "Majors
For The Future".
Puluhan
tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak seperti Harian Kompas,
Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, Tabloid Bola, Harian Bola,
Tabloid Soccer, dan Majalah Hidup. Buku buku yang sudah diterbitkan antara
lain, Blog Untuk Guru Era 4.0 (Januari 2020), Aksi Literasi Guru Masa Kini (Mei 2020),
Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari (Juni 2020). Sudah ngeblog sejak 2009
namun keinginan membuat buku baru muncul pada akhir 2013. Karena tidak memiliki
mentor yang membimbing sehingga tidak mengetahui harus masuk ke komunitas mana.
Beliau hanya mengetahui satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu
nulisbuku.com. Di nulisbuku.com memang gratis tetapi tidak termasuk cover dan
fasilitas desain . Jika penulis ingin keduanya harus membayar. Biaya mungkin
hampir sejuta, ketika itu masih kuliah, tidak mungkin mengeluarkan biaya
sebanyak itu.
Karena
tidak mengetahui tempat lain untuk menerbitkan buku secara self publishing.
Semangatnya naik turun dan akhirnya vakum. File naskah tersimpan saja di laptop
bertahun tahun. Penulis seperti teringat akan kisah penulis hebat Indonesia
Andrea Hirata yang membiarkan naskah Laskar Pelangi ada di laptop dalam waktu
yang lama. Jika Andrea Hirata tidak memiliki keinginan dan semangat untuk
menerbitkan maka Laskar Pelangi tidak akan pernah ada dalam sejarah.
Namun
akhirnya pada 2019 Pak Brian Prasetya mulai bangkit lagi karena tidak sengaja
menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Matanya seolah terbuka lebar
bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan dengan adanya
penerbit indie. Semangat menyelesaikan naskah hingga akhirnya pada Oktober 2020 mengirim naskah buku pertamanya ke salah satu
penerbit Indie. Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya
pada akhir Januari 2020, buku pertamanya terbit
Setelah
buku pertama terbit, barulah bertemu dengan grup pelatihan belajar menulis.
Ketika itu memasuki gelombang 4, senang sekali berada satu grup dengan
guru-guru yang juga suka menulis. Semangat menjadi berkali-kali lipat hingga
menerbitkan buku solo pada Mei dan Juni 2020. Dalam pelatihan belajar menulis yang
digagas oleh Bapak Wijaya Kusuma, M.Pd. (biasa disapa Om Jay) tidak menentukan
penerbit tempat menerbitkan buku. Dalam kelas menulis Om Jay sudah ada Cak Inin
dari Kamila Press, Pak Thamrin Dahlan dari YPTD, Oase Pustaka: Bu Kanjeng,
Gemala Brian Prasetya.
.Maka
yang sebaiknnya anda lakukan adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan
memilih yang cocok dengan anda. Format naskah buku tidak ditentukan dari
pelatihan belajar menulis, tapi menyesuaikan penerbit yang dipilih. Karena bisa
saja antara penerbit memiliki format setingan
yang berbeda. Nah sekarang saya ingin membahas bagaimana menerbitkan buku jika
lewat penerbit Gemala. Pertama, tulisan digabung dalam satu file microsoft
word, setingan file microsoft word ini
perlu disesuaikan dengan format penerbit. Adapun format penerbit Gemala: adalah ukuran kertas
A5 (14x20cm), huruf times new roman, ukuran 12, spasi 1,5, margin 2 cm semua, paragraf
rata kiri-kanan (justify). Kemudian masukkan juga kelengkapan naskah dalam file
naskah tulisan yaitu: cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata
pengantar, daftar isi (tanpa nomor halaman), Isi naskah, profil penulis,
sinopsis (3 paragraf. masing-masing paragraf 3 kalimat). Jadikan semuanya dalam
satu file tidak dipisah-pisah menjadi beberapa file. Jika sudah siap, silakan
kirim ke penerbit Gemala. Untuk menerbitkan di penerbit biayanya 300.000. Penulis
mendapat fasilitas penerbitan mulai dari desain cover, ISBN, layout, edit
ringan, 2 buku bukti terbit dan e. sertifikat.
Menulis
dan menerbitkan buku saat ini menjadi sesuatu yang mudah bukan, yang penting
anda mau menulis. Motivasi dan kepercayaan diri adalah kata kuncinya. Jika
motivasi dari diri sendiri, ada kemungkinan akan naik-turun. Maka sebaiknya
ikutan komunitas, seperti pelatihan belajar menulis. Banyak sekali yang
menawarkan pelatihan menulis secara online saat ini, semuanya terserah anda
untuk memilihnya. . Untuk percaya diri, anda perlu banyak membandingkan
buku-buku dari berbagai penerbit indie. Ternyata isi tulisannya tidak harus
yang berat-berat. Tulisan tentang keseharian saja bisa diterbitkan. Meski anda
perlu melakukan swasunting atau mengedit sendiri tapi tidak usah membayangkan mengedit dengan
ketentuan tingkat tinggi. Edit saja hal-hal kecil seperti typo (salah ketik)
dan merapikan susunan paragraph. Ilmu mengedit bisa dimulai dari dua hal
sederhana yaitu paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat. Mulailah
membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan
membingungkan. Sebaiknya sebelum mengirim naskah tulisan ke penerbit, bacalah
kembali siapa tahu ada kesalahan pengetikan (typo).
Kumpulan
tulisan di blog bisa dibukukan sesuai dengan konsep yang diterapkan Om Jay.
Pada dasarnya banyak penulis buku pada awalnya tidak memiliki hobi menulis.
Namun karena tuntutan profesi, pekerjaan atau perkembangan yang menuntut untuk
menulis sehingga akhirnya bisa menulis. Menulis sebenarnya bisa dipelajari
secara otodidak, lewat internet atau buku. Apalagi sekarang ini untuk menerbitkan
buku semakin mudah, tulisan apapun bisa diterbitkan. Ditambah lagi jika anda
sudah terbiasa menulis di blog atau sudah bergabung dengan grup atau komunitas
menulis online . Jalan yang harus dilewati untuk menerbitkan buku semakin jelas
dan terbuka. Maka mari tuntaskan sampai buku terbit. Jangan berhenti di satu
buku. Mudah-mudahan berlanjut menerbitkan buku kedua, ketiga, dan seterusnya