Pelangi Aksara

Jumat, 28 Mei 2021

Aksi Nyata Penerapan Pemikiran KI Hajar Dewantara di sekolah dan di kelas


a.      
Pendahuluan

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan yang dapat membentuk peradaban. Pendidikan adalah suatu perubahan yang  selalu bergerak, tidak pernah berhenti sesuai kodrat alam dan kodrat jaman. Ibarat planet dalam tata surya yang selalu bergerak. Sumbunya adalah nilai kemanusiaan. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses menuntun anak diberi kebebasan namun guru sebagai pamong memberi tuntunan agar tidak kehilangan arah dan menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat dilakukan antara lain dengan menumbuhkan nilai karakter dengan mengucapkan salam, berdoa, melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, menyapa anak dan menanyaan kabar mereka hari itu. Membiasakan memberi teladan kepada anak. Memberikan motivasi agar siswa belajar dengan nyaman dan bahagia. Memberikan kebebasan untuk berpendapat dalam ruang diskusi, menghargai pendapat anak.

Agar proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD  terwujud dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain, memahami karakteristik anak dengan melihat  latar belakang dan kebiasaan anak sehari hari. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk bereksplorasi (merdeka belajar) dan berinovasi dalam kegiatan pembelajaran. Menyiapkan diri semaksimal mungkin untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Menerapkan metode pembelajaran berdering (belajar dengan riang) melalui aplikasi quiziz.

b.      Aksi nyata pemikiran KHD di kelas dan di sekolah

Awalnya ketika mengajar yang saya inginkan adalah anak selalu memperhatikan setiap arahan dan penjelasan saya. Sehingga terkadang saya lupa jika ada anak yang memang secara fisik tidak bisa diam.  Kasus seperti ini kadang menguras seluruh energy yang dimiliki agar anak mau focus terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.  Untuk mengajar daring dengan keterbatasan tempat dan gerak diperlukan tenaga yang sedikit lebih besar daripada mengajar di kelas.

Sebagai seorang guru saya tidak mungkin memaksa anak untuk menyukai situasi kelas saya dan tugas yang saya berikan. Saya analogikan dengan ungkapan yang mudah diterima, tidak mungkin saya sebagai guru memaksa anak yang sangat suka olah raga untuk menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sangat tidak disukainya. Karena ketidakmahirannya membaca Al Quran membuat anak tidak menyukai pelajaran saya. Awalnya saya menyerah tetapi kemudian saya lantas berpikir apa yang harus saya lakukan dengan anak tersebut. Saya cuma seorang guru dan bukan hanya anak tersebut yang harus saya hadapi. Itu yang saya pikirkan dan saya alami sebelum mempelajari modul 1.1 di guru penggerak

Syukur kepada Allah Swt yang telah mempertemukan saya dalam komunitas pendidikan guru penggerak. Saya bisa belajar banyak dan saya percaya bahwa setiap anak adalah istimewa dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing masing. Mereka hadir dengan segala potensi dan bakatnya yang istimewa. Tugas kita sebagai guru menuntunnya menemukan “bintang” yang ada dalam dirinya. Berbicara dari hati ke hati dengan tulus ikhlas, menciptakan pola pembelajaran yang sedikit berbeda ternyata membuatnya lebih tertarik.

Agar pembelajaran di kelas saya lebih baik, saya perlu menata dan melakukan perubahan yang sistemik mulai dari cara mengelola kelas, menghadapi anak dengan berbagai karakteristik dan latar belakang yang berbeda, metode dan strategi pembelajaran terbaik yang harus saya terapkan akan menjadi prioritas utama.  Semuanya dilakukan dengan tujuan agar  ruh mendidik dengan hati bisa maksimal  saya terapkan di kelas. Membangun ekosistem yang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Sehingga anak akan belajar dengan bahagia.

Salah satu yang dapat saya terapkan adalah dengan menggunakan salah satu aplikasi pembelajaran quizizz. Mereka secara tidak langsung telah belajar sambil bermain. Dan itu sangat efektif untuk proses pembelajaran di kelas saya. Dalam pembelajaran dengan menggunakan aplikasi quizizz ini, dengan tampilan yang sangat colorfull membuat peserta didik seolah bermain game padahal mereka sedang mengerjakan soal. Tidak ada kendala yang berarti karena semua peserta didik sebelum masuk ke aplikasi telah diberi penjelasan secara maksimal.

 Penulis dan peserta didik  sangat senang terlibat dalam proses perubahan yang dilakukan di kelas. Perubahan yang sangat besar yang terlihat adalah antusiasme peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan. Peserta didik seolah dibawa kedunia permainan yang sangat menyenangkan. Tidak ada peserta didik yang merasa bosan, hanya yang menjadi kendala ketika melakukan pembelajaran dengan aplikasi quiziz adalah sinyal tiba tiba lelet. Tetapi secara umum peserta didik terlihat senang melakukan pembelajaran dengan metode ini. Penulis berharap pembelajaran yang menyenangkan ini dapat terus dilakukan dan ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

c.       Penutup

Menuntun anak didik sesuai roh merdeka belajar dengan menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan membuat anak didik bahagia selama pembelajaran berlangsung adalah suatu keniscayaan. Sebagai pendidik yang baik kita harus bisa menuntun mereka menemukan “bintang”dalam dirinya agar bisa bersinar dan memberi manfaat bagi  kehidupan diri dan sekitarnya.


Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak


 a.       Pendahuluan

      Sebaik apapun kurikulum, teknologi pendidikan, sarana prasarana serta infrastruktur di satuan pendidikan, tidak ada yang bisa menggantikan peran dari seorang guru. Sebagai guru penggerak yang baik perlu memahami nilai dan peran yang diembannya dengan penuh tanggung jawab agar menemukan jati diri sebagai guru penggerak. Yang siap memajukan pendidikan di Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Pendorong transformasi pendidikan di Indonesia yang memiliki esensi bahwa kemerdekaan berpikir harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya kepada murid.

Nilai diri yang wajib melekat pada guru penggerak adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.  Nilai yang merupakan keyakinan sebagai suatu standar yang mengarahkan perbuatan dan pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Peran guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid. Peran dari guru penggerak akan lebih maksimal jika memiliki ketrampilan sesuai dengan tujuan pendidikan dan bisa menghadirkan perubahan yang nyata bagi pendidikan. Nilai dan peran guru penggerak tidak lepas dari sebuah capaian dan profil diri yang mampu menerapkan prinsip pengembangan untuk menggerakkan sebuah lokomotif perubahan diantaranya mampu merumuskan nilai diri yang selaras dengan upaya menuntun murid menuju profil pelajar pancasila. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Karena guru sebagai ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu kemampuan dasar seorang guru adalah kreatif melaksanakan proses belajar mengajar baik pada proses pemilihan bahan ajar, metode maupun media yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran agar sesuai dengan nilai dan perannya sebagai seorang guru penggerak.

b.      Aksi nyata nilai dan peran guru penggerak

      Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda kebijakan yang telah dilaksanakan termasuk penerapan kebijakan  merdeka belajar. Merdeka belajar adalah program kebijakan baru kementerian pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem Makarim. Esensi kemerdekaan berpikir menurut Nadiem harus didahului oleh guru sebelum mereka mengajarkannya pada anak didik. Karena dalam kompetensi guru di  level manapun tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan ada pembelajaran yang terjadi. Konsep merdeka belajar terdorong karena keinginan menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa pencapaian skor atau nilai tertentu.

Karena perubahan kebijakan pendidikan sejatinya tidak cukup hanya dengan perubahan dari sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktek pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Indikator pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pada pola kegiatan pembelajaran, pemilihan media pendidikan, penentuan pola penilaian yang menentukan hasil pendidikan. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa guru merupakan komponen paling strategis dalam proses pendidikan. Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, mengembangkan bahan pembelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.

Memasuki pekan ketiga pengetahuan penulis semakin tercerahkan dengan nilai dan peran guru penggerak. Salah satu peran yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah mendorong meningkatkan prestasi akademik siswa melalui permainan kartu tajwid pada materi Hukum bacaan Alif lam syamsiyah dan alif lam qomariyah. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ada banyak materi yang tingkat kesulitannya tinggi menurut sebagian siswa, meski bagi sebagian siswa yang lain materi tersebut tergolong mudah. Salah satu materi yang dianggap sulit adalah materi tajwid  Hukum bacaan Alif lam syamsiyah dan alif lam qomariyah.

Berdasarkan pengalaman untuk materi ini tingkat kesulitannya tinggi terbukti dengan hasil perolehan nilai siswa sangat rendah dan belum mencapai standar ketuntasan minimal. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba mendesain pembelajaran dengan sedikit berbeda yaitu dengan menggunakan metode permainan kartu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Untuk strategi pembelajaran di kelas dengan konsep berdering permainan kartu yang dilakukan pertama kali adalah membuat komitmen kelas secara bersama dan harus ditaati sepenuhnya dengan penuh tanggung jawab. Kemudian membentuk kelompok dengan pola menuliskan hobi dimasing masing kertas dan yang memiliki hobi yang sama dikelompokkan bersama. Mengapa ini dilakukan untuk membuat peserta didik merasa nyaman ketika mereka berkelompok dengan teman yang memiliki hobi yang sama. Setelah kelompok terbentuk guru menjelaskan konsep pembelajaran yang akan dilakukan. Mulai dengan membagi kartu dan menjelaskan cara permainannya. Setiap peserta didik dibagi sejumlah kartu kartu secara acak sebanyak 5 kartu. Peserta didik akan membuang kartu sesuai dengan kata kunci. Peserta didik yang paling cepat menghabiskan kartunyalah yang akan menjadi pemenang. Sistim permainan ini sangat efektif, sehingga  dengan konsep permainan kartu seperti ini pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran lebih meningkat.

Penulis merasa sangat senang mendapati kenyataan ketika peserta didik sangat antusias dan menikmati permainan kartu, setelah sebelumnya mendapat pengarahan tentang bagaimana cara memainkan kartu tersebut.  Peserta didik seolah bukan belajar tetapi sedang melakukan permainan. Padahal sejatinya mereka telah menerapkan dan memahami dengan baik konsep materi hukum alif Lam Syamsiah dan alif lam qomariah yang dianggap sulit melalui permainan kartu.

    Untuk membuat peserta didik nyaman dan merasa tidak tertekan adalah dengan membuat suasana kelas yang menyenangkan. Mereka perlu di bawa ke suasana kelas yang lebih santai sambil tetap mengarahkan agar tujuan yang ingin dicapai terwujud. Dan lihatlah ketika permainan berakhir yang berhasil menghabiskan kartu ditangan adalah pemenangnya. Lihatlah betapa riuhnya kelas ketika pemenang merayakan kemenangan dengan sangat gembira. Ada banyak hal positif atau praktek baik yang dapat diambil dari kejadian di kelas yaitu (1)    Peserta      didik lebih menikmati belajar dengan cara tersebut (2) Semua peserta didik terlibat aktif (3) Peserta        didik lebih cepat memahami materi (4) Suasana kelas yang sangat mendukung  ekosistem                       pembelajaran (5) Peserta didik bisa saling mengajari temannya yang belum paham sehingga sangat        efektif bagi proses pembelajaran (tutor sebaya) (6) Tujuan yang diinginkan tercapai (7) Guru hanya        mendampingi dan mengarahkan saja (8) Proses pembelajaran berpusat          pada peserta        didik. Kendala yang penulis hadapi dalam mengimplementasikan metode permainan kartu ini antara lain         (1)Suasana kelas yang sedikit riuh sehingga kadang mengganggu kelas disebelah (2) Waktu yang            dibutuhkan bisa lebih lama dari alokasi jam pelajaran (3) Perlu kesabaran ekstra mengelola kelas            karena sifatnya permainan. Ketika metode ini diterapkan di kelas pertama kali timbul ide untuk              menulisnya menjadi sebuah karya ilmiah dengan sedikit modifikasi agar tampilan kartunya                     menarik. Mengingat tampilan kartu yang dipakai pertama kali adalah dari bahan bekas pakai yaitu          potongan kardus bekas. Timbul ide untuk memodifikasinya dari kertas warna warni sehingga                   tampilannya lebih menarik. Dan melakukan modifikasi kartu seperti tampilan kartu flash. Pada               bagian depan terdapat pertanyaan dan pada bagian belakang jawabannya. Sehingga peserta didik             bisa lebih cepat paham.


c.       Penutup


Setelah penulis menganalisa rentetan peristiwa yang terjadi di kelas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode permainan kartu dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi yang dianggap sulit (hukum bacaan alif lam syamsiah dan alif lam qomariyah) sangat efektif dilakukan. Metode itu dapat diterapkan di kelas dan hasilnya sangat maksimal yang dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar belajar peserta didik yang meningkat dan respon dari sema peserta didik yang sangat senang dengan pola pembelajaran dengan permainan kartu.

Rabu, 26 Mei 2021

Intisari Pemikiran Ki Hajar Dewantara

    

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara (KHD) memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan yang dapat membentuk peradaban.

Pendidikan adalah suatu perubahan yang  selalu bergerak, tidak pernah berhenti sesuai kodrat alam dan kodrat jaman. Ibarat planet dalam tata surya yang selalu bergerak. Sumbunya adalah nilai kemanusiaan. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses menuntun anak diberi kebebasan namun guru sebagai pamong memberi tuntunan agar tidak kehilangan arah dan menemukan kemerdekaannya dalam belajar

Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD Menumbuhkan karakter dengan Mengucapkan salam, berdoa, Menyapa anak dan menanyaan kabar mereka hari itu. Memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar membuat komitmen yang harus disepakati bersama. Menjelaskan tujuan pembelajaran Mengarahkan untuk membentuk kelompok sendiri sehingga mereka belajar dengan nyaman dan bahagia. Memberikan tugas kelompok yang harus dipecahkan dan diskusikan bersama. Memberikan kebebasan untuk berpendapat dalam ruang diskusi sekaligus mempresentasikannya di depan kelas. Setelah pembelajaran selesai penting bagi guru menanyakan apakah anak belajar dengan bahagia pada hari itu

Agar proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD  terwujud dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1.      Memahami karakteristik anak dengan melihat biodata, latar belakang dan kebiasaan anak sehari hari

2.      Menyiapkan diri semaksimal mungkin untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan

3.      Menerapkan metode pembelajaran Berdering (Belajar dengan Riang)

4.      Selalu belajar, berbagi dan berkolaborasi dengan rekan sejawat dan komunitas.

Dari konsep KHD yang sudah saya terapkan yaitu tidak pernah membeda bedakan anak karena setiap anak itu memiliki bakat dan keistimewaan masing masing. Dan selalu melakukan proses pembelajaran dengan konsep Berdering (Belajar dengan Riang)

Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Tugas 1.1.a.1)

          Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran yang bisa saya pahami adalah tiga konsep yang sudah membumi yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Memiliki makna yang sangat luas bahwa perlu adanya sinergi dari semua pelaku pendidikan terutama guru yang berjuang di akar rumput untuk saling bekerja sama, belajar, berbagi dan berkolaborasi untuk bertumbuh dan bergerak bersama dalam menciptakan ekosistem pendidikan sesuai yang dicita citakan bersama. Menciptakan suatu perubahan yang mendukung untuk saling belajar, berbagi dan berkolaborasi. Menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. 
       Konsep kemerdekaan dan kemandirian dalam belajar sesuai ajaran KHD sejatinya hanya bisa diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter kemanusiaan yang cerdas dan beradab. Oleh karena itu konsep KHD dapat menjadi solusi membangun kembali pendidikan dan kebudayaan nasional sesuai ruh tujuan pendidikan nasional Pendidikan dan pengajaran di sekolah saya sesuai konsep KHD secara umum sudah terlaksana, namun belum maksimal dilakukan. Masih banyak pola pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang belum berpihak pada peserta didik. Belum memberikan ruang seluas luasnya untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa tertekan. Saya biasa menyebutnya dengan Berdering (Belajar Dengan Riang) 
      Dengan mengikuti PPGP ini insyaa Allah wawasan penulis akan tercerahkan dan siap untuk menjadi agen transformasi menerapkannya di sekolah. Sebagai seorang guru saya merasa bahwa saya sudah melaksanakan dan memiliki kemerdekaan dalam melaksanakan aktifitas sebagai guru. Semangat kemerdekaan dan kemandirian sesuai tiga konsep KHD yang saya pahami adalah dengan selalu belajar bagaimana cara mengajar yang baik, memahami karakteristik peserta didik dan mengerti dengan benar apa tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Konsep “Berdering” (belajar dengan riang) selalu menjadi warna dalam proses pembelajaran yang saya lakukan. Tidak mungkin orang dapat melaksanakan sesuatu pekerjaan jika tidak dimulai dari hati dan rasa yang bahagia. 
        Harapan dan Ekspektasi 
1. Harapannya saya bisa belajar dan mengimplementasikan apa yang telah saya pelajari kepada peserta      didik, rekan kerja dan di komunitas MGMP PAI SMP kabupaten Lombok Barat agar bisa membawa      perubahan ke arah yang lebih baik. 
2. Peserta didik saya lebih terbuka, bisa menerima segala perubahan yang terjadi sebagai proses dalam      pembejaran dan melaksanakannya dengan senang, bahagia tanpa tertekan. 
3. Pendidikan tidak bisa dimaknai sebagai pemaksaan tetapi lebih bagaimana menyelaraskan semua            potensi untuk berkembang dan bertumbuh sesuai harapan bersama. Belajar, berbagi dan                          berkolaborasi      serta bersinergi dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila