Pelangi Aksara

Rabu, 28 Oktober 2020

Bahagia itu Sederhana

    Menurut para ahli bahagia adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan atau kegembiraan yang intens. Semua orang di dunia ini pasti ingin bahagia. Ada banyak hal yang membuat orang bahagia. Ketika melihat pohon yang ditanamnya empat tahun yang lalu mengeluarkan bunga sudah membuatnya bahagia. Ada juga orang yang menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan selesai tepat pada waktunya sudah membuatnya bahagia.     Konsep bahagia itu sederhana, apapun itu semua bisa membuat senyum kita merekah bahagia, tergantung bagaimana kita membangun konsep bahagia dalam diri kita. Ada beberapa hal yang bisa membuat kita bahagia antara lain Ringankan hidup, buat hidup lebih ringan dengan cara selalu senang saat melakukan apapun insyaa Allah kita akan bahagia. Selalu bersyukur sekecil apapun nikmat yang kita terima jika tidak dibarengi oleh rasa syukur tdak akan membuat kita pernah puas dalam hidup ini. Ikhlas dan memaafkan, ketika kenyataan tidak seindah harapan ikhlas dan memaafkan adalah obat yang sangat mujarab. “Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin” kata Tere Liye. Daun membiarkan dirinya jatuh begitu saja, tidak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima dengan indah, mengerti dengan benar, memahami dengan tulus. 
       Bahagia itu sederhana, sesederhana penerimaan kita terhadap apapun yang terjadi. Berkumpulbersama keluarga, berbagi cerita bersama sahabat, menjadi diri sendiri, menikmati secangkir kopi bersama sahabat, memberi tanpa pamrih, membantu teman. Apapun konsep bahagia yang ada dalam pikiran kita, nikmatilah sebagai sesuatu yang memang harus dinikmati sehingga menimbulkan kebahagiaan. Semoga bermanfaat, jangan lupa bahagia.

Senin, 26 Oktober 2020

Muhasabah Ala H.Nasrun, M.Pd.

        Tepat pukul 13.45 wita acara pembinaan dari bapak H.Nasrun M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat di SMP Negeri 2 Labuapi. Pembinaan dimulai dengan ucapan doa yang sangat indah, semoga anugerah sehat dan kekuatan selalu hadir dalam keseharian bapak ibu guru dalam melaksanakan tugas dan pengabdian. Kesehatan sangat penting untuk diperhatikan mengingat masih dalam situasi pandemi yang membuat kita harus bisa menjaga diri dan tetap memperhatikan protocol kesehatan. Untuk melaksanakan tugas dengan baik pada pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini, kita perlu stamina yang prima. 
         Tugas sebagai guru adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir kelak. Oleh karena itu ikhlas adalah ruh yang harus selalu hadir dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Ikhlas dalam bekerja, ikhlas mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Apapun bentuk peraturan yang telah ditetapkan hendaknya selalu dilaksanakan dalam kerangka melaksanakan kewajiban sebagai abdi negara yang baik. Ini semua tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya rasa ikhlas dalam hati. Dengan hadirnya ikhlas dalam hati apapun yang kita terima akan menjadi sesuatu yang mendatangkan manfaat dan berkah. Hilangkan sifat iri, dengki, dendam terhadap orang lain yang hanya akan mengotori hati. Bekerja sama dengan rekan guru yang lain secara baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. 
          Integritas adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan (PNS) pada setiap satuan pendidikan. Integritas di sini dimaknai sebagai aplikasi dari arti iman secara luas, yaitu apa yang telah diucapkan secara lisan, dan telah diyakini oleh hati dengan mantap perlu disempurnakan dengan dikerjakan oleh anggota badan. Ini sesuai dengan Firman Allah Swt (mengapa engkau menyuruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu sementara engkau tidak mengerjakannya). Oleh karena itu perlunya kita memiliki integritas agar kita bisa melaksanakan tugas dan kewajiban dengan maksimal. 
          Secara umum ada empat tipe manusia sesuai daerah pembagian kuadran pada koordinat Cartesius menurut Bapak H.Nasrun, M.Pd. 
1. Loyal dan cerdas (+ +) 
2. Cerdas tetapi tidak loyal ( + -)
3. Tidak cerdas tetapi loyal (- +) 
4. Tidak cerdas dan tidak loyal (- -) 
Idealnya kita diharapkan berada pada kuadran satu yaitu pegawai negeri yang cerdas dan loyal terhadap pimpinan, dan melaksanakan peraturan dengan ikhlas dan disiplin. Memiliki kemauan dan kemampuan bersinergi dengan baik dalam memajukan Lombok Barat yang berkualitas.

Minggu, 25 Oktober 2020

Berdamai Dengan Teknologi


                                                                                                              
                                                           

Wabah Covid 19 yang melanda hampir keseluruh  negeri  kita tercinta Indonesia, melumpuhkan  aktivitas normal masyarakat. Suka tidak suka perubahan pola dan sistem pembelajaran kitapun berubah. Siswa dan guru  yang terbiasa belajar mengajar dengan sistim tatap muka di dunia nyata berubah  menjadi  tatap muka di dunia maya. Oleh karena itu guru harus mampu beradaptasi dengan  perubahan yang terjadi. Untuk menghadapi perubahan kita harus mulai berbenah diri dengan mengembangkan kebiasaan dan ketrampilan baru untuk mengajar di era baru susuai ruh merdeka belajar.

Perubahan pola pembelajaran yang cukup dramatis terjadi saat ini, mau tidak mau menuntut guru untuk meningkatkan kompetensinya dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang ada. Salah satu cara yang paling efektif agar guru dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang ada yaitu belajar secara terus menerus. Tuntutan belajar tidak hanya ditujukan pada siswa tetapi guru sendiri dituntut untuk senantiasa belajar tentang bagaimana mengajar yang baik dan menyenangkan dalam sistim pembelajaran jarak jauh ini.

Karena jika guru tidak melakukannya maka siswa bisa jadi memiliki pengetahuan dan kemampuan teknologi yang lebih tinggi dari gurunya, karena akses terhadap teknologi. Akibatnya proses pembelajaran yang diharapkan berjalan baik dan menyenangkan tidak dapat dilakukan hanya karena gurunya tidak dapat mengakses teknologi dengan baik. Jika kondisi ini terus berlangsung maka kewibawaan guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru akan sirna. Oleh karenanya para guru harus mampu menginisiasi dirinya sendiri untuk terus belajar.

Penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk memfasilitasi belajar mengajar dan peningkatan kinerja melalui penciptaan, pengelolaan aneka sumber dan teknologi secara tepat mutlak diperlukan dengan tujuan memudahkan terjadinya proses belajar, meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan kinerja (Anuszewski dan Molenda: 2008). Permasalahan pada  pembelajaran jarak jauh dapat diatasi dengan menerapkan prinsip teknologi seperti pemanfaatan media yang relevan dalam proses pembelajaran, pengembangan model pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik peserta didik dan pendayagunaan aneka sumber belajar yang tersedia.

Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dapat mendorong berkembangnya sistem pembelajaran yang lebih inovatif, mendukung aktivitas pembelajaran dan berkembangnya pola pembelajaran yang variatif (Haryono: 2008) Sehingga pola pembelajaran jarak jauh menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa. Bagaimana mendesain pembelajaran jarak jauh yang asyik dan menyenangkan bagi siswa agar mereka tidak terperangkap dalam kebosanan untuk belajar mandiri di rumah.

Pola belajar mandiri untuk siswa harus tetap didampingi oleh guru maupun orang tua. Perlu sedikit kerja keras dan penyesuaian diri  untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Salah satu alternative yang bisa dilakukan oleh para guru adalah kembali belajar menerapkan berbagai macam teknologi dalam aplikasi pembelajaran via online maupun offline dari berbagai sumber. Banyak webinar yang bisa diikuti untuk menambah wawasan dari para guru baik yang diadakan langsung oleh kemendikbud maupun pihak lainnya.

Guru bisa belajar dan menerapkan berbagai macam teknologi dari aplikasi yang ditawarkan untuk mendesain pola pembelajaran jarak jauh yang menarik. Dari sekian banyak aplikasi pembelajaran mulai dari google classroom, google doc, e_ learning, google form, google meet, quizizz, google slides dan aplikasi lainnya semuanya ditujukan untuk mempersiapkan para guru agar menyadari dan memiliki keahlian yang relevan di era baru. Dan ini penting disadari oleh para guru untuk  dipelajari dan diteruskan kepada siswanya agar pembelajarannya lebih bermakna. Untuk itu para guru tidak mempunyai pilihan lain, selain terus menerus memperbaharui bahkan mengevaluasi pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya di setiap waktu.

Menurut (Sandra Susanto) ada 4 kunci sekaligus tantangan keberhasilan pembelajaran daring dan luring menjadi menyenangkan yaitu:

1.      Kemampuan guru memanfaatkan teknologi

Hal ini menjadi prasyarat wajib untuk menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi dengan presentasi Zoom, penugasan via Google Classroom, pretest dan posttest dengan Quiziz dan pemberian tugas proyek dengan memanfaatkan Google Drive. Hal ini mutlak dilakukan agar peserta didik tertarik dan senang belajar.

2.      Pembelajaran terencana dan efektif

Guru perlu menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur langkah pembeljaran yang detail.

3.      Menyatukan persepsi dan konsentrasi siswa

Guru harus mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak didik yang serba berjauhan. Ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi jelas dalam pembelajaran dan menjalin ikatan batin dengan siswa dalam melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator dan komunikator.

4.      Penguatan karakter siswa

Guru perlu menyampaikan pesan untuk menjadi tangguh mengingat dalam kondisi masyarakat yang sedang diuji secara fisik maupun mental yang berdampak pada pembelajaran siswa menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi dan berkreasi.

Jika hal hal tersebut di atas telah bersinergi dengan baik, guru akan mampu mendesain pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa di rumah.  Banyak hal dan ketrampilan yang baru yang bisa kita pelajari agar lebih siap menghadapi tantangan zaman. Guru  harus mulai berpikir kreatif dan inovatif untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh dengan maksimal agar tidak membosankan, mencari cara terbaik untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan rekan guru menghadapi pembelajaran pada situasi pandemi ini. Ikhtiar ini harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru agar mampu menjawab peluang dan tantangan baru dalam dunia pendidikan. Peluang baru yang muncul termasuk akses yang lebih luas terhadap kemajuan teknologi yang lebih kaya dan berkembangnya metode pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Ini semua dapat disiasati oleh guru dengan terus menambah wawasan dan mulai berdamai dengan teknologi. Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam inovasi digital yang terus berkembang  juga menghadirkan tantangan baru bagi guru,  satuan pendidikan serta pemerintah sebagai pemegang kebijakan untuk menyediakaan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru. Teknologi pembelajaran berbasis computer dan internet yang telah dikuasai oleh guru, harus  dibarengi oleh kesiapan infrastruktur yang memadai agar pembelajaran jarak jauh yang menarik dan menyenangkan menjadi sebuah keniscayaan.

#PGRI, #KOGTIK, #EPSON dan #KSGN

http://gurupenggerakindonesia.com

 

Daftar Pustaka

Haryono, 2008, “Kesalahan Terapan Teknologi Pendidikan dalam Praksis Pembelajaran”.

Januszewski and Molanda, 2008, Educational Tecnology: A Definition with Commentary,

        New York: Taylor $ Francis Group.

Sandra Susanto, diakses di  https://www.tribunnews.com/lifestyle/2020 (tanggal 20 Oktober 2020)



Biodata Penulis

                                                         Siti Khusnul Khotimah, M.Pd.I

       Bima Nusa Tenggara Barat  adalah tempat kelahirannya, tepatnya Jln.belimbing No. 6 Rabadompu  Kota Bima pada tanggal 29 Agustus 1972.  Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan H.Idrus Usman dan Hj.Siti Nurhayati. Menempuh pendidikan dimulai dari SD 12 Rabadompu Bima (lulus tahun 1985) SMPN 5 Bima (lulus 1988) MAN 1 Bima (lulus 1991), S1 IAIN Sunan Ampel Mataram (lulus tahun 1996) S2 IAIN Mataram (lulus tahun 2013). Penulis adalah guru SMP Negeri 2 Labuapi Lombok Barat mempunyai hobi menulis dan membaca puisi. Sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain adalah ruh dalam keseharian, cita citanya  sukses dunia akhirat.




Sabtu, 24 Oktober 2020

Menunggu

Entah berapa lama harus menanti... 
Berkalung sunyi dalam sepi... 
Berbaur pengap dalam senyap... 
Riak tawa melambung dalam harap... 
Pada lorong sepi... 
Kumenjahit mimpi... 
Rindu membuncah bersama hari... 
Tak sanggup kubendung... 
Biarlah berkawan mendung... 
Kuharap hujan mengirim rinduku... 
Bersama desir angin yang mendayu... 
Bersama bulir rinai yang menyebarkan aroma wangi tanah... 
Tidakkah sampai padamu?
Jika rinai tak mampu menghantar jejak rasa... 
Dan menghidupkan kenangan dalam ingatan... 
Biarlah rindu berkalung bisu... 
Bersama waktu...

Selasa, 20 Oktober 2020

Malas

 

Malas adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa enggan melakukan sesuatu karena dalam pikrannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak ada keinginan untuk melakukan hal tersebut. Entah disadari atau tidak menurut pengamatan penulis, banyak pendidik yang merasa malas untuk mengurus kenaikan pangkat. Rasa malas atau mungkin kurang bersemangat menghampiri sebagian besar pendidik dalam mengurus persyaratan kenaikan pangkat ke jenjang yang lebih tinggi. Asumsi ini tidak berlebihan mengingat jumlah guru di daerah yang mengajukan DUPAK (daftar usul kenaikan pangkat) tiap tahun tidak sesuai harapan.

Sesuai PP nomor 99 tahun 2000 tentang kenaikan pangkat pegawai negeri sipil,  pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil. Naik pangkat adalah penghargaan atas kinerja dan pengabdian sekian tahun menjadi pendidik atau abdi Negara. Jika pendidik malas atau enggan untuk melakukan itu, lantas siapa yang akan memberikan penghargaan kepada kita, kalau bukan kita sendiri yang bersemangat dan bergerak maju kearah yang lebih baik.

Rasa malas atau enggan untuk naik pangkat ke jenjang berikutnya biasanya dialami oleh pendidik karena adanya persyaratan yang dirasa berat yaitu adanya unsur PKB (pengembangan keprofesian berkelanjutan). Unsur PKB adalah termasuk unsur utama dalam kenaikan pangkat dan pengembangan karir selain kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah dan diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.    

Ada tiga Pengembangan Kerofesian Berkelanjutan yang dapat di ikuti oleh guru yaitu Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif biasa disingkat PIKI. Bagi pendidik yang tidak terbiasa menulis maka biasanya mereka akan (maaf) “terkapar” pada unsur PIKI (publikasi ilmiah dan karya inovatif). Padahal publikasi ilmiah dan karya inovatif bisa dalam bentuk PTK (penelitian tindakan kelas), modul, diktat, alat peraga, buku pedoman guru dan lain lain.

Mengapa publikasi ilmiah sulit dilakukan oleh guru? Jawaban sederhana dari pertanyaan ini adalah guru kurang terbiasa menulis karya ilmiah. Selain tidak terbiasa, waktu guru juga banyak tersita dan terkonsentrasikan pada pembelajaran secara tatap muka dengan siswa (beban mengajar 24 jam) dan guru juga sudah terbiasa berada pada “zona nyaman” dan sulit untuk keluar dari area ini. Sebenarnya guru selama ini sudah memiliki bekal untuk menulis karya ilmiah. Hal ini ditandai oleh kewajiban mahasiswa calon guru untuk menempuh mata kuliah skripsi di akhir program kuliahnya.

Ketika mereka lulus pendidikan calon guru dan kemudian menjadi guru yang memiliki sertifikat pendidik, maka seharusnya tidak banyak mengalami kesulitan dalam menulis karya ilmiah. Namun demikian karena tidak membiasakan diri menulis karya ilmiah, mereka enggan atau malas menulis karya ilmiah yang berkualitas. Semoga kedepan dengan adanya kewajiban publikasi ilmiah akan membuat guru semakin  tertantang untuk merubah diri kearah yang lebih baik dan melahirkan guru yang professional penuh kreatif dan inovasi, Jadi tidak ada lagi cerita untuk malas atau enggan untuk naik pangkat. Semoga.

Senin, 19 Oktober 2020

Penasehat Sejati

 

Sejatinya setiap diri butuh nasehat, ada yang gemar dinasehati, ada juga sebagian yang memang butuh nasehat. Sebagian besar kita kadang menjalani kehidupan yang penuh dengan kerasnya tantangan dan getirnya hidup, yang kadang membuat goncangan jiwa. Sehingga hidup dalam kekecewaan, tekanan dan emosi yang berlebih tidak terkontrol. Sebagian besar banyak yang mengalami kegalauan dan penderitaan di dalam jiwanya.

Oleh karena itu jadilah diri sebagai penyemangat bagi jiwa jiwa yang gelisah tak tentu arah, agar jejak indahnya nasehat melekat di dalam hati. Agar hati senantiasa basah oleh dua nasehat yaitu nasehat yang berbicara yaitu Al-Qur;an dan nasehat yang tidak bisa berbicara yaitu kematian. Dua nasehat berharga ini sudah cukup bagi orang yang mau mengambil nasehat, siapa yang tidak mengambil dari dua nasehat itu lalu bagaimana mungkin ia akan menasehati orang lain.

Setiap diri butuh nasehat, suntikan semangat dan inspirasi yang semuanya sudah tertulis dengan jelas dalam Al Qur’an. Dari Al Qur’an kita bisa mereguk cahaya ilmu, rasa optimis menghadapi hidup. Tetapi kadang kita hanya menganggapnya sebagai mushaf yang diam terpaku dan berdebu di rak lemari. Padahal penasehat sejati adalah Al Qur’an yang mampu membersihkan kotornya hati, menguatkan jiwa yang rapuh yang tengah bergumul dalam diri, karena hanya dengan membaca Al Qur’an hati menjadi tenang. Semoga kita menjadi insan yang selalu muhasabah diri dengan penuh istiqomah  membuat lidah kita basah untuk membaca “kalamNYA”. Semoga bermanfaat.

Minggu, 18 Oktober 2020

Siapkah Kita?

                                                                     

Maut adalah haq, datang tiba tiba tanpa pemberitahuan. Orang yang paginya segar bugar beberapa menit kemudian  pergi mendahului kita,  membuat sontak anak, istri , keluarga, karib dan kerabat. Ketika pemutus kelezatan telah tiba, sudah siapkah kita menghadapinya? Apa yang kita siapkan sebagai bekal dikehidupan selanjutnya.

Ketika anak  sekolah  pasti sudah jauh hari kita siapkan asuransi untuk biaya pendidikannya. Mempersiapkan segala sesuatunya secara matang dan terperinci. Sehingga ketika anak kita butuh biaya untuk pendidikan tidak perlu pusing karena sudah ada dana yang memang secara sadar dan sengaja disiapkan untuk itu. Lalu bagaimana dengan persiapan untuk kehidupan abadi kelak. Banyak dari kita terlalu sibuk dengan bekal dunia dan mengabaikan bekal untuk kehidupan selanjutnya. Dunia hanyalah tempat singgah dan mampir sejenak melepas penat, untuk meneruskan perjalanan sesungguhnya.

           Banyak nasehat yang ada di sekitar kita untuk dijadikan ibrah ketika maut menjemput, ada nasehat yang bisa berbicara yaitu Al Qur,an dan nasehat yang tidak bisa berbicara yaitu kematian. Keduanya sudah cukup bagi orang yang mau mengambil nasehat. Setiap yang bernyawa pasti akan mati, tidak ada yang bisa menolong  selain amal dan kebaikan. Oleh karena itu tetaplah berbuat baik sehingga kita akan dikenang sebagai orang baik dan mendapat tempat terbaik juga di kehidupan selanjutnya. Nasehat yang tidak bisa berbicara adalah kematian, darinya kita belajar bahwa ketentuan Allah Swt pasti adanya dan kita tidak diberi pengetahuan kapan maut itu datang meski sedikit. Semoga kita menjadi hamba yang istiqomah untuk selalu menebar kebaikan dalam keseharian  dan tak lupa menyibukkan diri dengan menyiapkan bekal untuk perjalanan selanjutnya. Sehingga kapanpun kematian menjemput kita sudah siap dengan segala bekal kita. Semoga bermanfaat