Pelangi Aksara
Rabu, 28 Oktober 2020
Bahagia itu Sederhana
Senin, 26 Oktober 2020
Muhasabah Ala H.Nasrun, M.Pd.
Minggu, 25 Oktober 2020
Berdamai Dengan Teknologi
Wabah
Covid 19 yang melanda hampir keseluruh
negeri kita tercinta Indonesia,
melumpuhkan aktivitas normal masyarakat.
Suka tidak suka perubahan pola dan sistem pembelajaran kitapun berubah. Siswa dan
guru yang terbiasa belajar mengajar dengan
sistim tatap muka di dunia nyata berubah
menjadi tatap muka di dunia maya.
Oleh karena itu guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Untuk menghadapi
perubahan kita harus mulai berbenah diri dengan mengembangkan kebiasaan dan
ketrampilan baru untuk mengajar di era baru susuai ruh merdeka belajar.
Perubahan pola pembelajaran yang cukup dramatis
terjadi saat ini, mau tidak mau menuntut guru untuk meningkatkan kompetensinya
dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang ada. Salah satu cara
yang paling efektif agar guru dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan
yang ada yaitu belajar secara terus menerus. Tuntutan belajar tidak hanya
ditujukan pada siswa tetapi guru sendiri dituntut untuk senantiasa belajar
tentang bagaimana mengajar yang baik dan menyenangkan dalam sistim pembelajaran
jarak jauh ini.
Karena jika guru tidak melakukannya maka siswa
bisa jadi memiliki pengetahuan dan kemampuan teknologi yang lebih tinggi dari
gurunya, karena akses terhadap teknologi. Akibatnya proses pembelajaran yang
diharapkan berjalan baik dan menyenangkan tidak dapat dilakukan hanya karena
gurunya tidak dapat mengakses teknologi dengan baik. Jika kondisi ini terus
berlangsung maka kewibawaan guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru akan
sirna. Oleh karenanya para guru harus mampu menginisiasi dirinya sendiri untuk
terus belajar.
Penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk
memfasilitasi belajar mengajar dan peningkatan kinerja melalui penciptaan,
pengelolaan aneka sumber dan teknologi secara tepat mutlak diperlukan dengan
tujuan memudahkan terjadinya proses belajar, meningkatkan mutu pembelajaran dan
meningkatkan kinerja (Anuszewski dan Molenda: 2008). Permasalahan pada pembelajaran jarak jauh dapat diatasi dengan
menerapkan prinsip teknologi seperti pemanfaatan media yang relevan dalam
proses pembelajaran, pengembangan model pembelajaran yang tepat sesuai
karakteristik peserta didik dan pendayagunaan aneka sumber belajar yang tersedia.
Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dapat mendorong berkembangnya sistem pembelajaran yang lebih inovatif, mendukung aktivitas pembelajaran dan berkembangnya pola pembelajaran yang variatif (Haryono: 2008) Sehingga pola pembelajaran jarak jauh menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa. Bagaimana mendesain pembelajaran jarak jauh yang asyik dan menyenangkan bagi siswa agar mereka tidak terperangkap dalam kebosanan untuk belajar mandiri di rumah.
Pola
belajar mandiri untuk siswa harus tetap didampingi oleh guru maupun orang tua. Perlu
sedikit kerja keras dan penyesuaian diri
untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Salah satu alternative yang bisa
dilakukan oleh para guru adalah kembali belajar menerapkan berbagai macam teknologi
dalam aplikasi pembelajaran via online maupun offline dari berbagai sumber.
Banyak webinar yang bisa diikuti untuk menambah wawasan dari para guru baik
yang diadakan langsung oleh kemendikbud maupun pihak lainnya.
Guru bisa belajar dan menerapkan berbagai macam teknologi
dari aplikasi yang ditawarkan untuk mendesain pola pembelajaran jarak jauh yang
menarik. Dari sekian banyak aplikasi pembelajaran mulai dari google classroom,
google doc, e_ learning, google form, google meet, quizizz, google slides dan
aplikasi lainnya semuanya ditujukan untuk mempersiapkan para guru agar
menyadari dan memiliki keahlian yang relevan di era baru. Dan ini penting
disadari oleh para guru untuk dipelajari
dan diteruskan kepada siswanya agar pembelajarannya lebih bermakna. Untuk itu
para guru tidak mempunyai pilihan lain, selain terus menerus memperbaharui
bahkan mengevaluasi pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya di setiap
waktu.
Menurut (Sandra Susanto) ada 4 kunci sekaligus
tantangan keberhasilan pembelajaran daring dan luring menjadi menyenangkan yaitu:
1.
Kemampuan guru memanfaatkan teknologi
Hal ini menjadi
prasyarat wajib untuk menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media
teknologi dengan presentasi Zoom, penugasan via Google Classroom, pretest dan
posttest dengan Quiziz dan pemberian tugas proyek dengan memanfaatkan Google
Drive. Hal ini mutlak dilakukan agar peserta didik tertarik dan senang belajar.
2.
Pembelajaran terencana dan efektif
Guru perlu menyajikan
pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu. Hal ini
dilakukan untuk mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur langkah
pembeljaran yang detail.
3.
Menyatukan persepsi dan konsentrasi
siswa
Guru harus mampu
menyatukan persepsi dan konsentrasi anak didik yang serba berjauhan. Ini hanya
bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi jelas dalam pembelajaran dan
menjalin ikatan batin dengan siswa dalam melakukan perannya sebagai motivator,
fasilitator, mediator dan komunikator.
4.
Penguatan karakter siswa
Guru perlu menyampaikan pesan untuk
menjadi tangguh mengingat dalam kondisi masyarakat yang sedang diuji secara
fisik maupun mental yang berdampak pada pembelajaran siswa menjadi serba
terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi dan berkreasi.
Jika
hal hal tersebut di atas telah bersinergi dengan baik, guru akan mampu
mendesain pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa di rumah. Banyak hal dan ketrampilan yang baru yang bisa
kita pelajari agar lebih siap menghadapi tantangan zaman. Guru harus mulai berpikir kreatif dan inovatif
untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh dengan maksimal agar tidak
membosankan, mencari cara terbaik untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan
rekan guru menghadapi pembelajaran pada situasi pandemi ini. Ikhtiar ini harus
selalu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru agar mampu menjawab peluang
dan tantangan baru dalam dunia pendidikan. Peluang baru yang muncul termasuk
akses yang lebih luas terhadap kemajuan teknologi yang lebih kaya dan
berkembangnya metode pembelajaran baru yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan
waktu. Ini semua dapat disiasati oleh guru dengan terus menambah wawasan dan mulai
berdamai dengan teknologi. Di sisi lain kemajuan teknologi dengan beragam
inovasi digital yang terus berkembang
juga menghadirkan tantangan baru bagi guru, satuan pendidikan serta pemerintah sebagai pemegang
kebijakan untuk menyediakaan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru. Teknologi
pembelajaran berbasis computer dan internet yang telah dikuasai oleh guru,
harus dibarengi oleh kesiapan
infrastruktur yang memadai agar pembelajaran jarak jauh yang menarik dan
menyenangkan menjadi sebuah keniscayaan.
#PGRI, #KOGTIK, #EPSON dan #KSGN
http://gurupenggerakindonesia.com
Daftar
Pustaka
Haryono, 2008, “Kesalahan Terapan Teknologi
Pendidikan dalam Praksis Pembelajaran”.
Januszewski and Molanda, 2008, Educational Tecnology: A Definition with Commentary,
New
York: Taylor $ Francis Group.
Sandra Susanto, diakses di https://www.tribunnews.com/lifestyle/2020
(tanggal 20 Oktober 2020)
Biodata Penulis
Siti Khusnul Khotimah, M.Pd.I
Sabtu, 24 Oktober 2020
Menunggu
Selasa, 20 Oktober 2020
Malas
Malas adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa enggan melakukan
sesuatu karena dalam pikrannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak ada
keinginan untuk melakukan hal tersebut. Entah disadari atau tidak menurut
pengamatan penulis, banyak pendidik yang merasa malas untuk mengurus kenaikan
pangkat. Rasa malas atau mungkin kurang bersemangat menghampiri sebagian besar
pendidik dalam mengurus persyaratan kenaikan pangkat ke jenjang yang lebih
tinggi. Asumsi ini tidak berlebihan mengingat jumlah guru di daerah yang
mengajukan DUPAK (daftar usul kenaikan pangkat) tiap tahun tidak sesuai
harapan.
Sesuai PP nomor 99 tahun 2000 tentang kenaikan pangkat pegawai negeri
sipil, pangkat adalah kedudukan yang
menunjukkan tingkat seseorang PNS berdasarkan jabatannya dalam rangkaian
susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Kenaikan pangkat
adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai
Negeri Sipil. Naik pangkat adalah penghargaan atas kinerja dan pengabdian
sekian tahun menjadi pendidik atau abdi Negara. Jika pendidik malas atau enggan
untuk melakukan itu, lantas siapa yang akan memberikan penghargaan kepada kita,
kalau bukan kita sendiri yang bersemangat dan bergerak maju kearah yang lebih
baik.
Rasa malas atau enggan untuk naik pangkat ke jenjang berikutnya biasanya
dialami oleh pendidik karena adanya persyaratan yang dirasa berat yaitu adanya
unsur PKB (pengembangan keprofesian berkelanjutan). Unsur PKB adalah termasuk
unsur utama dalam kenaikan pangkat dan pengembangan karir selain kegiatan
pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi
sekolah atau madrasah dan diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan
fungsional guru.
Ada tiga Pengembangan Kerofesian Berkelanjutan yang dapat di ikuti oleh
guru yaitu Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif biasa
disingkat PIKI. Bagi pendidik yang tidak terbiasa menulis maka biasanya mereka
akan (maaf) “terkapar” pada unsur PIKI (publikasi ilmiah dan karya inovatif).
Padahal publikasi ilmiah dan karya inovatif bisa dalam bentuk PTK (penelitian
tindakan kelas), modul, diktat, alat peraga, buku pedoman guru dan lain lain.
Mengapa publikasi ilmiah sulit dilakukan oleh guru? Jawaban sederhana
dari pertanyaan ini adalah guru kurang terbiasa menulis karya ilmiah. Selain
tidak terbiasa, waktu guru juga banyak tersita dan terkonsentrasikan pada
pembelajaran secara tatap muka dengan siswa (beban mengajar 24 jam) dan guru
juga sudah terbiasa berada pada “zona nyaman” dan sulit untuk keluar dari area
ini. Sebenarnya guru selama ini sudah memiliki bekal untuk menulis karya
ilmiah. Hal ini ditandai oleh kewajiban mahasiswa calon guru untuk menempuh
mata kuliah skripsi di akhir program kuliahnya.
Ketika mereka lulus
pendidikan calon guru dan kemudian menjadi guru yang memiliki sertifikat
pendidik, maka seharusnya tidak banyak mengalami kesulitan dalam menulis karya
ilmiah. Namun demikian karena tidak membiasakan diri menulis karya ilmiah, mereka
enggan atau malas menulis karya ilmiah yang berkualitas. Semoga kedepan dengan
adanya kewajiban publikasi ilmiah akan membuat guru semakin tertantang untuk merubah diri kearah yang
lebih baik dan melahirkan guru yang professional penuh kreatif dan inovasi, Jadi
tidak ada lagi cerita untuk malas atau enggan untuk naik pangkat. Semoga.
Senin, 19 Oktober 2020
Penasehat Sejati
Sejatinya setiap diri butuh nasehat, ada yang gemar dinasehati, ada juga
sebagian yang memang butuh nasehat. Sebagian besar kita kadang menjalani
kehidupan yang penuh dengan kerasnya tantangan dan getirnya hidup, yang kadang
membuat goncangan jiwa. Sehingga hidup dalam kekecewaan, tekanan dan emosi yang
berlebih tidak terkontrol. Sebagian besar banyak yang mengalami kegalauan dan
penderitaan di dalam jiwanya.
Oleh karena itu jadilah diri sebagai penyemangat bagi jiwa jiwa yang
gelisah tak tentu arah, agar jejak indahnya nasehat melekat di dalam hati. Agar
hati senantiasa basah oleh dua nasehat yaitu nasehat yang berbicara yaitu
Al-Qur;an dan nasehat yang tidak bisa berbicara yaitu kematian. Dua nasehat
berharga ini sudah cukup bagi orang yang mau mengambil nasehat, siapa yang
tidak mengambil dari dua nasehat itu lalu bagaimana mungkin ia akan menasehati
orang lain.
Setiap diri butuh nasehat, suntikan semangat dan inspirasi yang semuanya
sudah tertulis dengan jelas dalam Al Qur’an. Dari Al Qur’an kita bisa mereguk
cahaya ilmu, rasa optimis menghadapi hidup. Tetapi kadang kita hanya
menganggapnya sebagai mushaf yang diam terpaku dan berdebu di rak lemari.
Padahal penasehat sejati adalah Al Qur’an yang mampu membersihkan kotornya
hati, menguatkan jiwa yang rapuh yang tengah bergumul dalam diri, karena hanya
dengan membaca Al Qur’an hati menjadi tenang. Semoga kita menjadi insan yang
selalu muhasabah diri dengan penuh istiqomah
membuat lidah kita basah untuk membaca “kalamNYA”. Semoga bermanfaat.
Minggu, 18 Oktober 2020
Siapkah Kita?
Maut adalah haq, datang tiba tiba tanpa pemberitahuan. Orang yang
paginya segar bugar beberapa menit kemudian
pergi mendahului kita, membuat
sontak anak, istri , keluarga, karib dan kerabat. Ketika pemutus kelezatan
telah tiba, sudah siapkah kita menghadapinya? Apa yang kita siapkan sebagai
bekal dikehidupan selanjutnya.
Ketika anak sekolah pasti sudah jauh hari kita siapkan asuransi
untuk biaya pendidikannya. Mempersiapkan segala sesuatunya secara matang dan
terperinci. Sehingga ketika anak kita butuh biaya untuk pendidikan tidak perlu
pusing karena sudah ada dana yang memang secara sadar dan sengaja disiapkan
untuk itu. Lalu bagaimana dengan persiapan untuk kehidupan abadi kelak. Banyak
dari kita terlalu sibuk dengan bekal dunia dan mengabaikan bekal untuk
kehidupan selanjutnya. Dunia hanyalah tempat singgah dan mampir sejenak melepas
penat, untuk meneruskan perjalanan sesungguhnya.