Resensi
Buku
Identitas buku
Judul Buku : Perempuan di Titik NolPengarang : Nawal El Sadawi
Penerbit : Yayasan Obor
Terbit : Agustus 1989
ISBN : 979-461-040-2
Jumlah halaman : 156 halaman
Sinopsis Buku
Firdaus
adalah seorang pelacur kelas atas yang telah dipenjara karena membunuh seorang pangeran
dan sedang menunggu pelaksanaan hukuman
mati dengan cara di gantung. Ia telah di besarkan oleh dendam, rasa putus asa dan
ketidakberdayaan sebagai seorang perempuan di pojok paling kelam dan hina
sehingga memunculkan traumatic yang sangat dalam. Muak, marah, kecewa dan
berusaha menyimpan dalam dalam luka yang mulai tumbuh sejak dari kecil kepada
sosok laki laki. Mulai dari Ayahnya sendiri yang selalu memukul ibunya, seorang
ayah yang tega menghabiskan seluruh
makanan tanpa menyisakan untuk istri dan anak anaknya sehingga Firdaus dan adik
adiknya harus tidur dalam keadaan lapar. Paman dan teman kecilnya yang sering
melakukan pelecehan seksual serta hidup penuh kepedihan bersama suaminya
sendiri.
Sehingga
trauma masa lalu mencengkramnya dalam satu ingatan kelam tentang sosok lelaki.
Sehingga muncul satu kesadaran bahwa profesi pelacur diciptakan oleh lelaki dan
laki laki menguasai dunia. Bahwa laki laki memaksa perempuan menjual tubuh
mereka dengan harga tertentu dan tubuh paling murah adalah tubuh seorang
isteri. Semua perempuan adalah pelacur dalam satu atau lain bentuk. Firdaus
menganggap dirinya sebagai seorang pelacur cerdas dan lebih menyukai menjadi
seorang pelacur yang bebas daripada menjadi seorang isteri yang diperbudak. Firdaus
menganggap dirinya bukan pelacur tetapi sejak semula ayah, paman, teman masa
kecilnya, suami, semua laki laki di sekitar kehidupannya mengajarkannya untuk
menjadi dewasa sebagai pelacur.
Isi Resensi Buku
Isi dari
cerita perempuan di titik nol ini berlatar belakang kebiasaan dan budaya yang
dianut oleh masyarakat Mesir yang masih kental dengan budaya patriarkhi. Peran
dan kedudukan wanita yang dianggap sebagai masyarakat kelas dua dan cenderung
diremehkan keberadaannya. Kisahnya sangat memilukan namun memukau dari segi
(kesadaran diri) nilai sebuah harga diri. Meski diakhiri dengan sad ending kisah Firdaus mengajarkan banyak hal,
keberaniannya menantang dan melawan kekuatan tertentu yang merampas hak manusia
terutama wanita untuk hidup dan menikmati kebebasan yang nyata dan setara. Penulis
membuat alur cerita dengan bahasa yang sangat halus dan hati hati meski tetap
saja terbaca agak “seronok” pada bagian tertentu karena mengandung pelecehan
dan pemerkosaan. Saya tidak akan mendahuli pembaca untuk menceritakan secara
detail isi buku ini. Buku ini sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebuah
kajian kritis terhadap budaya, adat, kesetaraan gender dan hak hak perempuan yang
ada di berbagai negara berkembang.
Kelebihan Buku
Halaman
yang ringkas hanya 156 halaman dan bisa dibaca dalam waktu yang singkat. Bukunya
kecil dan ringan bisa dibawa kemana mana Mengajarkan wanita untuk lebih
menghargai diri sendiri Menohok perasaan laki laki untuk mulai “melihat diri”
secara lebih dalam atas tuduhan dan
kritikan pedas dari Nawal el Sadawi Kepincangan perlakuan antara laki laki dan perempuan
di berbagai negara khusus Mesir perlu mendapat perhatian yang serius dan di
tulis dengan sangat berani.
Kelemahan Buku
Ada beberapa bagian yang bahasanya agak sulit
dimengerti. Buku dan tulisannya yang kecil menyulitkan pembaca untuk membaca
novel ini Ada beberapa bagian kalimat yang diulang ulang Ceritanya sedikit
vulgar . Laki lakilah yang membuatnya bersalah