Pelangi Aksara

Rabu, 09 Maret 2022

Resensi Buku Perempuan di Titik Nol

 

Resensi Buku

Identitas buku

    Judul Buku             : Perempuan di Titik Nol
    Pengarang              : Nawal El Sadawi
    Penerbit                  : Yayasan Obor
    Terbit                       : Agustus 1989
    ISBN                        : 979-461-040-2
    Jumlah halaman   : 156 halaman



    







Sinopsis Buku

Firdaus adalah seorang pelacur kelas atas yang telah dipenjara karena membunuh seorang pangeran  dan sedang menunggu pelaksanaan hukuman mati dengan cara di gantung. Ia telah di besarkan oleh dendam, rasa putus asa dan ketidakberdayaan sebagai seorang perempuan di pojok paling kelam dan hina sehingga memunculkan traumatic yang sangat dalam. Muak, marah, kecewa dan berusaha menyimpan dalam dalam luka yang mulai tumbuh sejak dari kecil kepada sosok laki laki. Mulai dari Ayahnya sendiri yang selalu memukul ibunya, seorang ayah yang  tega menghabiskan seluruh makanan tanpa menyisakan untuk istri dan anak anaknya sehingga Firdaus dan adik adiknya harus tidur dalam keadaan lapar. Paman dan teman kecilnya yang sering melakukan pelecehan seksual serta hidup penuh kepedihan bersama suaminya sendiri.

Sehingga trauma masa lalu mencengkramnya dalam satu ingatan kelam tentang sosok lelaki. Sehingga muncul satu kesadaran bahwa profesi pelacur diciptakan oleh lelaki dan laki laki menguasai dunia. Bahwa laki laki memaksa perempuan menjual tubuh mereka dengan harga tertentu dan tubuh paling murah adalah tubuh seorang isteri. Semua perempuan adalah pelacur dalam satu atau lain bentuk. Firdaus menganggap dirinya sebagai seorang pelacur cerdas dan lebih menyukai menjadi seorang pelacur yang bebas daripada menjadi seorang isteri yang diperbudak. Firdaus menganggap dirinya bukan pelacur tetapi sejak semula ayah, paman, teman masa kecilnya, suami, semua laki laki di sekitar kehidupannya mengajarkannya untuk menjadi dewasa sebagai pelacur.

Isi Resensi Buku

Isi dari cerita perempuan di titik nol ini berlatar belakang kebiasaan dan budaya yang dianut oleh masyarakat Mesir yang masih kental dengan budaya patriarkhi. Peran dan kedudukan wanita yang dianggap sebagai masyarakat kelas dua dan cenderung diremehkan keberadaannya. Kisahnya sangat memilukan namun memukau dari segi (kesadaran diri) nilai sebuah harga diri. Meski diakhiri dengan sad ending  kisah Firdaus mengajarkan banyak hal, keberaniannya menantang dan melawan kekuatan tertentu yang merampas hak manusia terutama wanita untuk hidup dan menikmati kebebasan yang nyata dan setara. Penulis membuat alur cerita dengan bahasa yang sangat halus dan hati hati meski tetap saja terbaca agak “seronok” pada bagian tertentu karena mengandung pelecehan dan pemerkosaan. Saya tidak akan mendahuli pembaca untuk menceritakan secara detail isi buku ini. Buku ini sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebuah kajian kritis terhadap budaya, adat, kesetaraan gender dan hak hak perempuan yang ada di berbagai negara berkembang.

Kelebihan Buku

Halaman yang ringkas hanya 156 halaman dan bisa dibaca dalam waktu yang singkat. Bukunya kecil dan ringan bisa dibawa kemana mana Mengajarkan wanita untuk lebih menghargai diri sendiri Menohok perasaan laki laki untuk mulai “melihat diri” secara lebih dalam  atas tuduhan dan kritikan pedas dari Nawal el Sadawi Kepincangan perlakuan antara laki laki dan perempuan di berbagai negara khusus Mesir perlu mendapat perhatian yang serius dan di tulis dengan sangat berani.

Kelemahan Buku

Ada beberapa bagian yang bahasanya agak sulit dimengerti. Buku dan tulisannya yang kecil menyulitkan pembaca untuk membaca novel ini Ada beberapa bagian kalimat yang diulang ulang Ceritanya sedikit vulgar . Laki lakilah yang membuatnya bersalah

 

 


2 komentar:

. mengatakan...

Mantap.

Muhamad Fathul Aziz mengatakan...

Mantaaaap. Saya kelolosan menceritakan alur. Harusnya garis besar saja seperti cara Bu Husnul. ☺️☺️☺️

Posting Komentar