Setiap
orang pasti ingin memiliki prestasi di bidang masing masing. Untuk berprestasi
diperlukan motivasi yang kuat untuk mencapainya. Motivasi dalam berprestasi
merupakan faktor pendorong untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai sesuatu
yang diinginkan agar meraih kesuksesan. Dengan demikian motivasi berprestasi
ditandai oleh keinginan untuk mencapai standar keunggulan yang telah
ditetapkan.
Sebuah
kisah inspirasi dari seorang guru berprestasi juara 1 tingkat nasional tahun 2015
dan 5 besar guru inovatif kemendikbud tahun 2020. Bapak Sigit Suryono, M.Pd. bertutur
tentang masa lalu yang penuh dengan
kegagalan, terpinggirkan dan juga bukanlan orang yang menonjol dalam kelas. Mempunyai
orang tua yang berprofesi sebagai guru SD yang sangat disiplin dalam membimbing
dan mengawasi untuk belajar. Rangking satu selalu diraih saat SD, namun
bertolak belakang saat SMP maksimal rangking 24 dari 44 siswa dalam satu kelas,
bahkan pernah di 41, 43 masa yang sulit.
Namun persahabatan di SMP sampai saat ini masih membekas tidak mengenal
rangking dan status sosial. Saat SMA rangking pun jauh dari harapan. Hanya
maksimal pernah rangking 8 yang lainnya diatas 20. Di Kampus bahkan hampir DO
(drop out) saat kuliah S1 Pendidikan Fisika di UNY dan lulus 7 tahun. Pernah dapat IPK 1,28 malu juga kalau lihat saat belajar jadi
siswa. Setelah selesai S1 beliau langsung melanjutkan ke S2 mengambil jurusan
TP (Teknologi Pendidikan).
Inilah
era merasakan jadi orang hebat saat bisa menyelesaikan dengan tepat. Dengan
hasil cumlaude yang merubah cara pikir dan pandangan. Orang akan sukses jika
dia fokus dan senang dengan apa yang dikerjakannya. Orang akan sukses jika bisa
fokus pada bidang yang dia bisa ditekuni dan dilakukan inovasi terus menerus.
Pengalaman
gagal saat dimasa sekolah sampai kuliah di S1 benar-benar membekas dan itu
mempengaruhi cara mengajar pada anak didik. Beliau termasuk orang yang tidak
akan membeda-bedakan anak didik karena prestasi akademiknya. Beliau cenderung
sebagai motivator bagi anak didik karena pengalaman hidup saat SMP jadi juara 3 dari belakang dan
pengalaman buruk lainnya. Saat mengajar inilah pengalaman bertambah dan sering melakukan kolaborasi
dengan siswa untuk melakukan riset tentang pembuatan media dan model pembelajaran.
Membuat
catatan kecil bagaimana orang berbicara, presentasi, menyampaikan ide dan
pemikiran dan gagasan ilmiah dalam kegiatan tersebut. Setiap even lomba
tersebut beliau mencatat menapa "gagal" baik dari sisi presentasi,
fokus presentasi, cara presentasi, membuat presentasi yang efektif, dan
seterusnya.
Tidak
putus asa meski sering gagal. Menyikapi kegagalan dengan menulis penyebab kegagalan. Apakah
karena persiapan kurang? Apakah karena
powerpoint tindak fokus pada materi yang seharusnya kita presentasikan? Apakah pembahasannya dangkal?, Apakah sudah
mempersiapkan dengan maksimal? Pelajarilah kenapa kita gagal, Tulislah sumber
kegagalah dan perbaikilah di masa yang akan datang. Pasti suatu saat akan
sukses saat mengikuti setiap kompetisi yang kita hadapi.
Selain
harus fokus dan menyenangi yang kita lakukan juga belajar, kolaborasi dan berbagi.
Belajarlah dari kegagalan dan belajarlah
dari orang yang sukses. Dekatlah dengan komunitas yang siap berbagi dengan
siapapun. Selalu Berpegang pada buku
panduan lomba, buat gagasan inovasi yang kontinyu. Kiat bisa sukses dan
berprsetasi adalah; mau mendengar kritik dan saran dari banyak orang, Mau
belajar dari siapapun baik dari teman sejawat, dengan siswa terlebih dengan
para ahli yang sudah teruji, Kosongkan dan turunkan Ego sehingga kita bisa menerima
ilmu dari siapapun. Jangan angkuh dan
merasa paling hebat: Karena diluar sana banyak orang yang lebih hebat dari kita,
Berusahalah secara maksimal, kegagalah hanyalah keberhasilan yang tertunda.
Keberhasilan
seseorang ditentukan sikap yang konsisten terhadap keinginan untuk meraih
prestasi. Untuk meraih prestasi sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kematangan psikologis. Jika ada anak yang
rangking terus saat sekolah, namun karena faktor eksternal tidak mendukung dia
tidak bisa sekolah di tingkat lanjut, orang tuanya broken home, meninggal atau
sebab lain bisa jadi dia suatu saat gagal.
Maka keberhasilan orang banyak ditentukan bagaimana seseorang itu bisa
adaptif dengan lingkungan disekitarnya, gaya belajar, kehidupan sosial,
dukungan orang tua, munculnya kreatifitas dan kolaborasi.
Sama
halnya dengan memulai menulis. Ide menulis akan tetap muncul jika kita sering
membaca, berbagai pengalaman, berbagi masalah dan juga sering mengamati
karya-karya rekan guru lain baik lewat media online, blog. Kemudian bisa
diawali dengan ATM (Amati,Tiru,Modifikasi), kemudian setelah terbiasa munculkan
ide dan gagasan dari masalah yang ada di
sekitar saat mengajar, pasti masalah
setiap tahun akan muncul yang berbeda-beda itu bisa digunakan sebagai sumber
inspirasi kita.
Untuk
memunculkan motivasi berprestasi maka yang diperlukan adalah cari model
inspirator, bisa dari Kepala sekolah, rekan guru yang sukses, Ketua MGMP atau
orang disekitar kita yang sukses. Belajarlah dari mereka dan lakukan secara
kontinyu. intinya adalah setiap orang punya kekuatan dan kehebatan
masing-masing sesuai dengan bidang dan keahlian serta hobi. Dan keberhasilan
ditentukan oleh seberapa besar usaha yang telah meraka lakukan. Semakin
berusaha keras insyallah suatu saat akan menikmati hasilnya, jika masih gagal
berarti banyak orang yang lebih lama meluangkan waktu untuk itu.
Orang-orang
hebat yang selalu ingin belajar dan belajar. Maka bekerja samalah dengan orang
lain dan berbagi ilmu, Insya Allah berkah. Prestasi bukanlah suatu tujuan namun
prestasi akan didapatkan oleh setiap orang yang telah bekerja dengan maksimal
dan terus berusaha memperbaiki diri setiap saat. Prestasi yang paling utama
bukan ditunjukkan oleh predikat-predikat yang kita sandang namun prestasi yang
hakiki adalah bagaimana kita bisa menjadi sosok yang bisa menginspirasi anak
didik kita sehingga suatu saat mereka akan sukses dalam bidangnya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar