Pengelolaan Program yang berdampak pada murid
Sekolah tidak ubahnya adalah bagian
dari ekosistem buatan yang dirancang oleh pihak tertentu baik oleh Lembaga
maupun negara melalui Dinas Pendidikan. Ternyata mengenal ekosistem sekolah
dengan benar dan seksama adalah hal yang sangat diharuskan bagi seorang
pemimpin. Seorang pemimpin besar harus mengenal ekosistemnya dengan baik
sehingga akan mampu melihat dan mengidentifikasi sumber daya yang ada dalam
lingkungannya. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus memiliki kemampuan
yang mumpuni untuk mengenal ekosistem sekolah dengan baik. Sebagai guru maupun
kepala sekolah hal ini sangat penting dipahami untuk merancang dan mengelola
sekolah yang bisa berpusat pada Pendidikan yang memerdekakan siswa.
Setiap sekolah memiliki
kekuatan/aset yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan dalam sebuah
program sekolah yang berdampak pada murid. Program
Sekolah adalah program pendidikan yang diterapkan khusus
untuk sekolah sesuai dengan tujuan yang di
inginkan sekolah yang disesuaikan dengan aset/kekuatan yang dimilki
atau yang ada disekolah dan program yang disusun merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan oleh
karena itu program sekolah harus dikelola dengan baik. pengelolaan
program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan perencanaan sampai dengan
tahapan pelaksanaan program yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah.
Setiap program yang dilaksanakan pasti melalui tahapan-tahapan dari mulai
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, rencana tindak lanjut dan perbaikan.
Perencanaan yang matang akan menetukan keberhasilan dan kesuksesan dari program
tersebut. Rencana sebagai langkah awal akan menuntun langkah-langkah
selanjutnya yang megarahkan terhadap pencapaian tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapai dari program tersebut. Program harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat dijadikan patokkan dalam melaksanakan program yang akan dijalankan.
Perencanaan merupakan langkah awal
yang harus ditempuh sebelum melaksanakan suatu kegiatan program, agar
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan yang
diinginkan. Namun perlu adanya kerjasama oleh semua pihak, dan upaya yang
konsisten dan berkesinambungan. Dalam merancang sebuah program sekolah yang
berdampak pada murid dapat dilakukan melalui tahapan BAGJA yang menggunakan
paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan
perubahan yang berbasis kekuatan
Hal ini juga berkaitan dengan
rencana pembuatan dan perencanaan program yang tepat dan efektif kepada peserta
didik yang ada. Selain itu dengan memahami dan mengenal ekosistem sekolah, guru
dan kepala sekolah dapat merancang pembelajaran yang berpihak kepada siswa
termasuk mampu mengenal dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan orang tua
dan masyarakat untuk kemajuan Pendidikan.
Kaitan Dengan Modul
Filodofi KHD
Program sekolah yang berdampak pada murid dapat mendukung
merdeka belajar dan menuntun murid agar kodrat alam atau potensinya dapat
berkembang secara optimal. Proses menuntun yang dilakukan guru untuk
memerdekakan belajar murid akan cepat terrealisasi dengan program-program
sekolah yang berdampak pada murid. Program-program sekolah yang mengarahkan dan
menuntun murid untuk bisa hidup sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Segala
potensi yang dimiliki murid akan berkembang secara maksimal dengan adanya
program yang berdampak pada murid
Kaitan Dengan Modul
Inkuiri apresiatif
Program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan
dengan pendekatan inkuiri apresiatif melalui langkah BAGJA (melihat kekuatan
sekolah lalu dikembangkan agar memiliki ciri khas) yaitu pendekatan
kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Dalam menyusun
program, sekolah akan merancang sebuah program yang dapat dirasakan dan
berdampak pada pengembangan murid dan sekolah itu sendiri. Program yang
berdampak murid akan didapatkan dengan menyusun program tersebut secara
kolaboratif dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Kekuatan yang dikembangkan
agar memiliki kekhasan sendiri yang membedakan dengan sekolah lainnya. Proses
penyusunan program tersebut mengimplementasikan tahapan BAGJA dengan menerapkan
pendekatan inkuiri apresiatif.
Kaitannya dengan pengelolaan asset sekolah
Segala asset/kekuatan/potensi yang dimiliki sekolah haruslah
dipetakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung dan mewujudkan program
yang berdampak pada murid. Program yang berdampak pada murid akan cepat dan
tepat terlaksana jika asset-aset dimiliki sekolah dapat dimaksimalkan.
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and
community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai
modal utama yaitu:
1.
Modal
Manusia
Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber
daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang. - Pemetaan modal atau aset
individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan
keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan
kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu
yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala. - Pendekatan lain
mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan
dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan
kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang 15
berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha,
pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya,
contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.
2.
Modal
Sosial
Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di
dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan
jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat. -
Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam
komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerja sama, saling percaya,
dan punya rasa memiliki masa depan yang sama. - Contoh-contoh yang termasuk
dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok
yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk
suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal
maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan,
kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk
modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi
adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya
sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
3.
Modal
Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu: - Bangunan yang bisa
digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium,
pertemuan, maupun pelatihan. - Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari
saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana
pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
4.
Modal
Lingkungan/alam
Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau,
sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. - Tanah untuk berkebun, danau atau
empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau
material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.
5.
Modal
Finansial
Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang
dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah
komunitas. - Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan
dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan
eksternal. - Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana
menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat
produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana
memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan
pembukuan.
6.
Modal
Politik
Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan
atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan,
serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas. - Lembaga
pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti
komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.
7.
Modal
Agama dan budaya
Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang,
dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk
juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
- Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian
ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia
yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
Jadi berdasarkan paparan di atas dapat dikatakan bahwa
pengelolaan sumber daya ini sangat erat kaitannya dengan modul sebelumnya
terkait dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk
memperoleh data dan fakta yang akurat harus memiliki pemahaman yang baik juga
tentang sumber daya-sumber daya yang ada. Sehingga nantinya keputusan
bisa efektif dan efisien dalam penerapannya.
Kaitan Dengan Modul Peran
Guru Penggerak
Kaitan dari semua materi dengan peran Saya sebagai guru penggerak,
tugas Guru Penggerak adalah untuk mewujudkan merdeka belajar dan menuntun murid
dalam mengoptimalkan kodrat (potensinya). Karena itu guru
penggerak harus mampu memetakan aset sekolah,
mengelola aset tersebut dan memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki sekolah (inkuiri Apresiatif) dalam merancang program yang
berdampak pada murid.